Jumat, 21 Juni 2013

Tugas Akhir CSR Kompas Gramedia



CSR PROJECT PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH CSR
 

Disusun Oleh:
Christ Bella Natalia               11140110020
Angela Limawan                   11140110033
Arwinda Pritami Yahya          11140110053
Grace Ignacia                        11140110220

Kelas A1



PROGRAM STUDI PUBLIC RELATIONS
UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA
2013


DAFTAR ISI
1.      Tinjauan Umum Perusahaan ........................................................................................ 2
1.1  Business Process .................................................................................................... 2
1.2  Business Impact ...................................................................................................... 3
1.3  Analisa Program CSR ............................................................................................ 4

2.      CSR Planning ............................................................................................................... 5
2.1  Analisa Publik ........................................................................................................ 5
2.2  Analisa Perusahaan ................................................................................................ 7
2.3  Analisa Lingkungan ............................................................................................... 8
2.4  Problem Statement ................................................................................................. 9

3.      Stakeholder Identification .......................................................................................... 10

4.      Objektif ....................................................................................................................... 12

5.      Strategi CSR ............................................................................................................... 13
5.1  Program CSR ........................................................................................................ 14

6.      Communicating CSR .................................................................................................. 17
6.1  Strategi Komunikasi ............................................................................................. 17
6.2  Pesan Kunci .......................................................................................................... 18

7.      Implementasi .............................................................................................................. 18
7.1  Timeframe ............................................................................................................ 18
7.2  Budget .................................................................................................................. 20

8.      Kriteria Evaluasi ......................................................................................................... 23


  
BAB 1
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
1.1  Business Process
Kompas Gramedia adalah sebuah perusahaan media multinasional yang mencakup beberapa bidang usaha seperti, media cetak meliputi 80 majalah dan 24 koran, media digital, 3 educational institutions, lebih dari 100 toko buku, 44 hotel, tissue, 8 percetakan, radio komersil, dan 4 bentara budaya. Dengan visinya yaitu Enlightning People, Kompas Gramedia bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dengan memberikan suguhan bacaan dan tontonan yang baik melalui ilmu pengetahuan, dan hiburan yang sesuai dengan moral. Hal ini menjadi membedakan antara Kompas Gramedia dengan media lainnya.
Sebagai media terbesar di Indonesia, pendapatan terbesarnya berasal dari percetakan kertas berupa buku dan media cetak. Kompas Gramedia tentu memiliki tanggung jawab besar untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan dari praktik bisnis perusahaan, yaitu penggunaan kertas dalam jumlah yang sangat besar. Terlebih lagi isu global warming saat ini terus menjadi bahan pembicaraan, mengingat dampaknya buruknya terhadap bumi.
Sayangnya, berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Zaenal Arifin selaku Humas Kompas Gramedia bidang CSR, beliau menyatakan bahwa belum ada program CSR perusahaan yang akan mengarah ke lingkungan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan, apalagi program yang sustainable. Sebenarnya Kompas Gramedia sudah pernah melakukan CSR lingkungan seperti penanaman hutan gundul di beberapa daerah. Beberapa kegiatan yang masih dilakukan sampai saat ini adalah penghijauan di Cikarang, daerah percetakan Kompas Gramedia, dan juga penanaman mangrove. Sangat disayangkan kegiatan yang dilakukan belum sustainable, dan jumlah daerah eksekusi maupun jumlah tanaman yang ditanam sangat jauh dari standar ISO 26.000.
Beliau juga menyatakan alasan mengapa sampai sekarang Kompas Gramedia belum mewujudkan CSR yang sesuai dengan standar ISO 26.000, dan bahkan masih sangat jauh untuk merealisasikannya. “Kita adalah sebuah perusahaan media yang CSR-nya akan lebih berfokus pada peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dari segala bidang seperti pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan budaya,” ucap Bapak Zaenal Arifin. Maka semua program-program Kompas Gramedia hanya berbau enlightening people. Untuk CSR yang berdampak positif pada masyarakat, baik sekitar perusahaan maupun seluruh Indonesia, Kompas Gramedia sudah cukup baik dalam mewujudkan dan melaksanakan programnya. Hanya saja masih banyak program CSR yang belum berkelanjutan, atau dilakukan hanya pada saat masyarakat membutuhkan sesuatu. Selain itu, masih banyak program-program yang hanya berupa “sumbangan perusahaan semata”.

1.2  Business Impact
Melihat dari unit usaha yang Kompas Gramedia kerjakan, baik dari percetakan koran dan bukunya, kami dapat memperkirakan jumlah kertas yang digunakan mereka setiap harinya untuk dijual dan diproduksi menjadi buku. Lalu pemakaian listrik yang dihabiskan setiap harinya untuk bisnis hotel, media komersil, dan universitas.Bisa dibayangkan bagaimana Kompas Gramedia setiap harinya menggunakan listrik untuk lampu, komputer, AC, lift, dan alat elektronik lainnya. Ditambah lagi, Kompas Gramedia juga terus meningkatkan perkembangan perusahaannya dengan menambah unit usaha seperti,tissue dan institusi. Tissue akan menambah banyaknya penggunaan batang pohon sebagai bahan baku produksi. Begitu juga kertas yang mahasiswa gunakan untuk keperluan perkuliahan mereka, seperti keperluan kertas ujian, surat ijin, dan dokumen lainnya.
Perkiraan kasar yang kami dapatkan sebagai berikut:
Misalkan, dalam sehari listrik yang digunakan di kampus atau di satu hotel dalam waktu 21 jam nonstop, atau bahkan 24 jam. Berapa biaya listrik yang telah dihabiskannya dalam sehari dan berapa energi yang terbuang dalam sehari? Sementara di Indonesia saja masih banyak masyarakat yang tidak memiliki sumber penerangan sama sekali di rumahnya dan mengandalkan lampu jalanan. Lalu krisis energi yang semakin hari semakin terasa dampaknya juga turut menyulitkan kita untuk beraktivitas. Maka dari itu, sudah sepatutnya Kompas Gramedia juga bertanggung jawab dalam hal penghematan energi ini, setidaknya dalam sehari melakukan pemadaman listrik bergilir di semua unit usahanya. Jika dalam sehari saja Kompas Gramedia sudah mau melakukan hal ini di setiap unit usahanya, diperkirakan 1,2% penghematan listrik sudah terlaksana di Indonesia.
            Sedangkan untuk kertas terkait global warming, tanpa prediksi secara kuantitatif juga kita sudah dapat memperkirakan berapa banyak batang pohon dalam sehari yang habis ditebang untuk berubah menjadi kertas dan tissue. Sementara Kompas Gramedia sampai saat ini yang sudah berdiri 50 tahun, belum juga merealisasikan program berkelanjutan terkait tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Mereka bersembunyi di balik program CSR yang lain, yaitu peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia, yang memang untuk hal ini sudah sangat baik dilakukan dan dampak positifnya pun sangat terlihat bagi masyarakat. Mereka juga bersembunyi di balik program-program kecil kepedulian lingkungan, salah satunya Go Green Festival dan penananaman mangrove. Tetapi jika dianalisa lebih dalam, baik jumlah tanaman maupun jangkauan daerahnya masih sangat kecil atau sedikit. Program ini hanya dilakukan sekali dan tidak ada tindak lanjutnya, seperti pelestarian maupun reboisasi lain yang akan dilakukan. Dengan kata lain, program yang sudah dijalankan Kompas Gramedia hanya sebagai bentuk tindakan komersil, bukan kegiatan CSR yang berjangka panjang.

1.3  Analisa Program CSR
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan bapak Zaenal Arifin terkait ISO 26.000 adalah perusahaan Kompas Gramedia yang sudah berdiri selama 50 tahun,tidak ada melakukan kegiatan ISO 26000, dan belum mengarah sama sekali kepada kegiatan itu. Hal ini disebabkan karena target mereka adalah media, dan mereka lebih mengarah kepada kegiatan pendidikan, sosial, dan budaya. Perusahaan Kompas Gramedia itu membuat Taman Bacaan yang jumlahnya hampir 300 di sekitar daerah Jabodetabek. Taman Bacaan yang didirikan seperti perpustakaan gratis yang diberikan oleh Kompas Gramedia kepada masyarakat, dan buku yang disediakan adalah buku-buku bekas yang dikumpulkan oleh mereka (Kompas Gramedia). Selain membuat Taman Bacaan, perusahaan Kompas Gramedia juga membuat Rumah Kreasi yang bertujuan untuk mengajak dan mengajar masyarakat untuk membuat suatu kreasi dari kertas atau bahan lainnya. Jadi, masyarakat diajar untuk membuat sesuatu yang bisa dijual kembali. Contohnya, masyarakat bisa diajak untuk membuat tas, sepatu, atau lainnya, yang kemudian bisa dijual dan menghasilkan uang. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat tersebut. Kegiatan amal juga dilakukan oleh Kompas Gramedia, seperti memberikan sumbangan amal dan bantuan kepada korban bencana alam. Pak Zaenal selaku Humas, sadar bahwa Kompas Gramedia adalah salah satu perusahaan pemakai kertas terbesar sehingga mereka melakukan kegiatan yang menyasar pepohonan, yaitu Green Campaign. Kegiatan Green Campaign adalah penanaman pohon yang dilakukan oleh Kompas Gramedia di Cikarang. Pohon-pohon yang ditanam di Cikarang kemudian di bawa ke UMN (salah satu Universitas milik Kompas Gramedia), dan ditanam disana. Lalu tanah kosong di Cikarang akan ditanam ulang dengan pohon-pohon agar kembali rindang.
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan, kegiatan CSR yang dilakukan Kompas Gramedia belum sesuai dan belum mengarah ke ISO 26000. Dengan begitu, CSR yang dijalankan masih bersifat sementara, belum memiliki dampak jangka panjang (sustainable).

BAB 2
CSR PLANNING
2.1 Analisis Lingkungan
            Berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Zaenal, menurut beliau sejak berdirinya Kompas Gramedia hingga saat ini sama sekali tidak konflik apapun dengan pemerintah. Kisruh tahun 1978 yang membuat Kompas dibredel bersama 7 harian lainnya, bukan dikarenakan konflik dengan pemerintah. Pemerintahan Soeharto saat itulah yang salah, karena Kompas Gramedia selalu memberitakan hal-hal baik dan sesuai dengan etika jurnalistik.Dimana media menjadi jembatan penyambung lidah aspirasi masyarakat kepada pemerintah, dan menjadi lembaga pengawas kinerja pemerintah demi rakyat sehingga rakyat juga dapat mengawasi melalui media. Selama ini pemberitaan di Kompas dalam bidang apapun, tidak pernah terjerumus dalam kepentingan politik maupun ekonomi atau sebagainya. Kompas Gramedia selalu konsisten dalam eksistensinya yang netral dan tetap menjadi penyambung lidah rakyat, dan pengawas pemerintah yang kompeten dan transparan. Kompas Gramedia juga sudah melakukan praktik bisnis sesuai dengan peraturan pemerintah, terutama perundang-undangan, seperti kinerja wartawan yang sudah sesuai dengan etika jurnalistik nasional. Praktik unit bisnis perusahaan lainnya juga sudah sesuai, seperti pembayaran pajak, upah minimun buruh dan karyawan, serta jaminan hari tua atau jaminan sosial tenaga kerja yang sesuai dengan undang-undang.
            Melihat praktik bisnisnya baik dari media komersil, online, dan cetak, dalam pemberitaan dan isi tayangan tidak ada sedikit pun keberpihakan Kompas dengan narasumber lain, baik kelompok maupun individu. Jika pemerintah kinerjanya memang jelek, akan diberitakan jelek tanpa melebih-lebihkan dan dengan fakta sebenarnya. Lalu terlihat saat menjelang pemilu, beberapa media menayangkan pemberitaan yang sedikit memihak ke partai politik tertentu sesuai dengan kepentingan sang pemilik media, tetapi tidak dengan Kompas. Bapak Jacob Oetama selaku pimpinan dan pemilik Kompas tidak pernah mengajarkan karyawannya seperti itu. Dari dulu hingga saat ini, pemberitaannya yang ditayangkan beliau selalu bersikap netral sehingga budayanya ditiru oleh semua karyawan sampai saat ini. Kompas Gramedia juga merupakan media yang menjadi pendobrak perubahan kebijakan negara. Dengan ikut berpartisipasi membangun pemerintahan yang akan mempengaruhi kemajuan negara melalui pemberitaannya, yang akhirnya menjadi sebuah opini publik dan opini publik ini menjadi kebijakan, yang akhirnya disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah.
            Sedangkan untuk ekonomi, peraturan suatu perusahaan harus berdampak baik bagi kehidupan masyarakat, baik masyarakat sekitar perusahaan maupun publik umum. Bahkan sebuah perusahaan sebesar Kompas Gramedia dituntut unutk bisa memberikan pengaruhnya bagi perekonomian negara bagaimana pun caranya. Seperti memberikan lapangan pekerjaan, meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan program-program yang membuka lapangan kerja baru, seperti Rumah Kreasi Kompas Gramedia. Di dalamnya masyarakat bisa belajar bagaimana mendaur ulang kertas koran bekas menjadi barang lain seperti tas, dan sebagainya. Praktik bisnis perusahaan juga harus sesuai dengan peraturan ekonomi pemerintah, baik mengenai pajak maupun meingkatkan keuangan negara. Praktik bisnis perusahaan tidak boleh merugikan negara, seperti kegiatan ilegal dan praktek bisnis yang berlebihan.
            Sedangkan untuk tanggung jawab sosial Kompas Gramedia termasuk sudah sangat baik. Dimulai dari perizinan tempat usaha atau kantor resmi Kompas Gramedia yang sesuai dengan hukum negara, dan izin dari masyarakat setempat. Jika tempat produksi Kompas Gramedia berada di daerah masyarakat yang memiliki adat tertentu,Kompas Gramedia juga turut berpartisipasi dalam kegiatan komunitas daerah setempat, dan mengikuti hukum adat yang berlaku di daerah tersebut, walaupun lahannya sudah resmi menjadi milik Kompas Gramedia. Lalu Kompas juga ikut bertanggung  jawab tuk memajukan daerah sekitarnya dari segi ekonomi, pendidikan, serta kesehatan. Seperti dengan mendirikan sekolah, atau pemberian sumbangan oprasional sekolah, mendirikan puskesmas atau sumbangan ke rumah sakit, atau upaya pembukaan lahan tanam sehingga masyarakat dapat berladang di situ. Ada jugasebuah bentuk tanggung jawab yang mengutamakan karyawan baru di daerah atau kota tempat produksi Kompas Gramedia.
            Penggunaan teknologi yang cukup besar dalam praktik bisnis perusahaan juga disesuaikan dengan pajak negara yang didapat, baik dari mesin maupun biaya produksi, serta bahan baku. Produksi tidak berlebihan juga penggunaan teknologi sehingga adanya batasan-batasan yang dibuat sesuai dengan aturan pemerintah, dan perkiraan pajak yang akan dikenakan, serta kemampuan karyawan. Untuk lingkungan salah satunya adalah pariwisata, karena Kompas Gramedia juga memikirkan hal ini. Salah satu contohnya pabrik percetakan buku dan koran di Cikarang akan menambah daya tarik wisatawan luar daerah untuk berkunjung ke Cikarang, Jawa Barat. Lalu hukum, baik dari hukum kebutuhan dan keselamatan konsumen terhadap penggunaan produk, lalu keselamatan kerja dan perburuhan, ketenagakerjaan seperti upah buruh dan kinerjannya, serta biaya operasional perusahaan tidak pernah ada masalah yang dihadapi Kompas selama 50 tahun ini dengan pemerintah.
2.2 Analisa Korporasi
            Manajemen di Kompas Gramedia diatur oleh manajer di masing-masing unit. Berdasarkan wawancara kami dengan bapak Zaenal, tetapi beliau tidak mengetahui secara lebih detail hal-hal yang ada di setiap unit. Kami disarankan untuk mewawancarai bapak Widi Irwanto selaku Corporate Communication Director. Sayangnya, beliau cukup sibuk di hari kami melakukan observasi sehingga beliau tidak bisa ditemui. Menurut bapak Zaenal, karyawan di unitnya selama ini tidak pernah ada masalah apapun. Masalah yang pernah terjadi di Kompas Gramedia adalah penerapan aturan baru dari pemerintah yaitu pembatasan outsorcing dan tenaga kerja sehingga masalah yang timbul di perusahaan adanya PHK karyawan yang cukup besar. Masalah ini cukup membuat perusahaan kewalahan karena banyak tuntutan masyarakat, bukan dari upah minimum yang belum dibayar atau tunjangan yang tertunda, tapi bagaimana perusahaan mengembalikan kesejahteraan mereka setelah mereka tidak bekerja di perusahaan lagi. Masalah ini akhirnya dipilih menjadi program CSR Kompas Gramedia berikutnya, yaitu menyejahterakan rakyat umum dan meningkatkan kualitas SDM.
            Untuk masalah kesejahteraan karyawan tidak diragukan lagi, karena produktivitas dan kinerja yang tinggi akan sebanding dengan upah yang diberikan. Maka Kompas Gramedia selalu mencari karyawan dengan kualitas yang terbaik, dengan standar yang cukup tinggi daripada media lain karena upahnya pun sangat tinggi. Budaya jawa yang santun dan bersahabat serta ramah yang dibawa oleh sang owner, bapak Jacob Oetama menjadi ‘bumbu’ menyenangkan di kantor. Di setiap kantor di Kompas Gramedia selalu memanggil teman dan atasan dengan sebutan “mba” dan “mas”. Ini menjadikan tidak adanya perbandingan mana atasan dan bawahan. Semuanya sama rata dan bekerja sama dengan baik. Lalu program baru yang diluncurkan Kompas Gramedia, yaitu Rumah Kreasi bukan hanya untuk masyarakat umum saja tapi juga untuk meningkatan kualitas karyawan ditempat yang terpisah. Seperti peningkatan bahasa inggris, dan kemampuan lain sesuai bidang mereka, tentunya dengan mendatangkan ahli di bidangnya.
            Dalam strategi bisnis yang baru, Kompas Gramedia sudah mengarah dan berfokus pada era digitalisasi untuk seluruh unit. Pengurangan oplah percetakan terutama di media cetak koran sudah mulai dilakukan dan peningkatan berita di media digital dan online mulai diperkuat karena Kompas akan berusaha merubah sikap dan perilaku masyarakat untuk mengurangi kertas dan kembali ke digital, tetapi media cetak koran tidak akan dihilangkan, hanya dikurangi. Kemudia jika sudah menyelesaikan susunan strategi bisnis baru yang akan diluncurkan, Kompas Gramedia akan memiliki program baru bernama KG VC (Kompas Gramedia Value Card). KG VC ini akan memudahkan konsumen dalam melakukan pembelanjaan produk-produk Kompas, seperti mendapat potongan harga. Untuk hal lainnya belum ada program yang akan dibuat atau direalisasikan oleh Kompas Gramedia.
2.3 Analisa Perusahaan
            Masalah yang mungkin timbul dalam perusahaan adalah terkait dengan isu global warming. Masalah ini sepertinya belum juga disadari pihak perusahaan karena sampai sekarang, dengan dampak negatif praktek bisnis yang cukup besar bagi lingkungan, perusahaan belum juga menaruh perhatian dan memulai pembuatan program CSR lingkungan yang sesuai ISO 26.000 dan berkelanjutan. Memang sampai saat ini, baik pemerintah maupun LSM, belum ada yang menyentuh Kompas Gramedia untuk bergerak, ini juga menurut pengakuan bapak Zaenal. Perusahaan lain sudah menjadikan CSR lingkungan sesuai ISO 26.000 dan berkelanjutan menjadi strategi bisnis perusahaan, serta konsen LSM, publik umum, dan pemerintah yang semakin gencar meminta seluruh perusahaan mulai peduli terhadap lingkungan. Seharusnya Kompas Gramedia sudah memulai perencanaan program-programnya, menjalankan CSR secara berkelanjutan, dan menetapkannya dalam strategi bisnis perusahaan. Jika tidak, hal ini dapat berpotensi menjadi krisis perusahaan akibat serangan dari berbagai pihak.
            Dalam kondisi perusahaan tidak ada masalah sama sekali. Malahan semakin hari, Kompas Gramedia semakin besar dalam pengumpulan pundi-pundi mereka. Fakta menyatakan bahwa dalam 3 hari pendapatan Kompas Gramedia bisa mencapai 17 milyar lebih. Tetapi sayangnya, hal ini justru bisa menjadi boomerang bagi perusahaan jika publik, LSM, dan pemerintah sewaktu-waktu “menodong” mereka dengan pertanyaan dan isu tentang pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan.
            Peluang yang dimiliki Kompas Gramedia saat ini adalah mengambil keuntungan dari publik internal perusahaan antar unit. Di salah satu unit usaha Kompas Gramedia yaitu Universitas Multimedia Nusantara akan diadakan fakultas perhotelan, tetapi hanya dikhususkan untuk karyawan Hotel Santika. Tetapi siswa SMA dan SMK yang ingin kuliah di UMN juga diperbolehkan, dan akan mendapat pendidikan yang sama dengan karyawan. Hanya saja ijazah mereka hanya sampai D3.
            Ini merupakan salah satu praktik bisnis yang tidak adil. Karena jika memang perusahaan ingin meningkatkan kualitas karyawannya, seharusnya tidak dipungut bayaran. Juga siswa SMA atau SMK yang ikut mendaftar atau beasiswa yang sistemnya baru dibedakan dengan siswa SMA dan SMK. Berarti perusahaan mengambil profit secara paksa dari publik internal perusahaan, karena perkuliahan untuk karyawan ini diwajibkan. Secara tidak langsung perusahaan juga mengikat mahasiswanya dengan mengiming-imingi lapangan pekerjaan di unit usaha Kompas Gramedia, yang belum tentu semua mahasiswa bisa masuk walaupun sudah berkuliah di UMN.

2.4 Problem Statement
            Masalah yang dihadapi Kompas Gramedia ada 2 hal. Pertama isu global warming dan dampak negatifnya yang terus meningkat akan menjadi krisis jika tidak segera dibuatkan program strategi pemecahan masalah dari perusahaan. Karena Kompas Gramedia menggunakan kertas sangat banyak dan sampai saat ini belum ada itikat baik untuk mewujudkan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan ini. Program lingkungan yang sudah pernah dilakukan pun bukan merupakan program berkelanjutan dan tidak sesuai dengan standar ISO baik dari jumlah pohon yang ditanam dan ukuran lahan gundul yang direboisasi. Masalah ini terjadi di Indonesia dan bisa terjadi mungkin di waktu ke depan jika Kompas tidak membuat pemecahan masalah ini dengan segera. Hal ini menjadi concern perusahaan karena dapat berdampak bukan hanya pada nama baik perusahaan, tetapi juga seluruh unit usaha dan praktek bisnis perusahaan.
            Masalah kedua adalah program CSR yang dilakukan perusahaan bukanlah program yang sesuai dengan standar ISO 26.000. Seperti sumbangan berupa uang atau sembako, buku-buku di perkampungan yang tidak mungkin dibaca, tetapi mungkin saja mereka menjualnya. Lalu pembentukan lahan tanam di tengah kota jakarta terutama di Jagakarsa, menjadi ladang untuk peningkatan ekonomi dan kesehatan rakyat sekitar. Karena mereka harus tahu lahan siapa yang ditanami, jika itu lahan pemerintah dan sewaktu-waktu bisa saja diambil, Kompas harus bertanggung jawab untuk itu sebagai penggagas. Lalu program CSR lain seperti pengolahan limbah, pembatasan penggunaan kertas dengan pengembalian kertas sisa ke pabrik, atau daur ulang kertas oleh warga sekitar yang diedukasi. Tidak sebanding dengan produksi yang dilakukan perusahaan, dan konsentrasinya seharusnya kepada lingkungan pengembalian pohon-pohon kepada lingkungan.

BAB 3
STAKEHOLDER IDENTIFICATION

         Owner adalah pemilik perusahaan yang tentu saja Pro terhadap perusahaan. Yang dibutuhkan oleh seorang owner adalah memiliki banyak customer, berhubungan baik dengan para stakeholder-nya, dan tentunya mendapat sales yang tinggi dan reputasi perusahaan yang baik.
            Financial Markets ialah orang-orang yang membuat perusahaan dapat beroperasi. Mereka mendapat bayaran dari perusahaan karena telah bekerja untuk perusahaan. Jadi, biasanya mereka berada di pihak yang Pro dengan perusahaan. Sebagai Financial Markets, pendorong utama mereka adalah selain gaji yang memenuhi kebutuhan, juga iklim organisasi yang nyaman.
            Supplier Equipment adalah pemasok kebutuhan perusahaan, seperti peralatan dan perlengkapan, baik untuk di kantor maupun pabrik. Karena hubungan yang terjalin antara Supplier Equipment dengan perusahaan saling menguntungkan dan saling bergantung, maka mereka berada di pihak yang Pro akan perusahaan. Supplier Equipment berharap akan terus menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan perusahaan sehingga saling menguntungkan kedua belah pihak.
            Technologists merupakan sekelompok orang yang ahli di bidang teknologi. Dapat dikatakan bahwa mereka juga menjadi bagian dari karyawan di perusahaan. Mereka memegang peranan penting karena menjaga dan merawat mesin-mesin produksi, baik yang ada di kantor maupun pabrik. Sebagai Technologists, mereka ingin mendapat apresiasi yang baik dari perusahaan dan masyarakat sekitar.
            Industry Associations adalah kumpulan industri yang berada di bawah naungan sebuah organisasi. Asosiasi Industri biasanya menghimpun beberapa industri untuk memberikan standar kerja sesuai dengan etika dan aturan yang berlaku. Biasanya, mereka berada di pihak perusahaan. Industry Associations menginginkan agar semua pekerja atau employee yang diberikan penyuluhan standar kerja, dapat benar-benar bekerja sesuai dengan etika dan aturan yang berlaku.
            User Organizations atau disebut juga dengan Organisasi Pengguna, terdiri dari beragam organisasi yang menggunakan produk perusahaan. Misalnya, toko buku, kantor, universitas, dll. Dapat dikatakan mereka sebagai pengguna, tetapi berupa organisasi. Jadi, biasanya mereka berada di posisi netral karena ibaratnya hanya sebagai pengguna, berbeda dengan Supplier Equipment. Sebagai User Organizationsl, mereka berharap produk yang mereka gunakan dari perusahaan memiliki kualitas yang baik dan dapat selalu memenuhi permintaan mereka.
            NGO atau Lembaga Sosial Masyarakat merupakan organisasi yang mewakili aspirasi masyarakat. Dalam setiap kegiatan perusahaan, mereka hadir sebagai pengamat perusahaan. Tetapi, sejauh ini Kompas Gramedia belum ‘disentuh’ oleh LSM sehingga sampai saat ini LSM dapat digolongkan pihak yang netral terhadap perusahaan. Sebagai LSM, mereka mengharapkan tidak ada perusahaan yang merugikan SDM dan SDA.
            Customers merupakan harta yang sangat berharga dan perlu dijalin hubungan yang baik dan berkelanjutan. Sebagai pengguna produk perusahaan, biasanya mereka berpihak netral terhadap perusahaan. Customers dan User Organizations berada dalam satu naungan yang sama, sebagai pengguna produk. Customers sebagai pengguna tentu saja menginginkan produk dan jasa yang mereka beli dapat memberikan manfaat sesuai dengan yang mereka butuhkan.
            Customer Advocate Groups erat kaitannya dengan customer, yang kegiatannya adalah mewakili suara para customer yang memiliki masalah dengan perusahaan. Dengan begitu, tentu saja Customer Advocate Groups berada di pihak yang kontra dengan perusahaan. Sebagai perwakilan suara para customer, tentu saja ketika ada masalah mereka ingin perusahaan dapat bertanggung jawab dan menyelesaikannya tanpa merugikan pihak mana pun. Setelah itu, diharapkan tidak ada produk, jasa, atau pelayanan yang memberikan masalah bagi customer.
            National/Local Regulary Agencies merupakan kumpulan pihak yang mengurus peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan industri perusahaan. Oleh karena itu, mereka berada di pihak yang netral dengan perusahaan. Tentu saja sebagai pengurus peraturan, mereka ingin perusahaan beroperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
            Foreign Governments atau biasa dikenal dengan pihak regulator yang menangani soal perizinan export – import produk atau bahan baku perusahaan. Sebagai jembatan penghubung dalam kegiatan export – import, tentu saja kegiatan ini menguntungkan negara mereka, baik dalam devisa maupun perekonomian. Dengan begitu, Foreign Governments menjadi pihak yang Pro akan perusahaan. Dalam hubungan simbiosis mutualisme ini, Foreign Governments mengharapkan adanya hubungan yang terus berlanjut dan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.


BAB 4
OBJEKTIF
            Untuk melakukan CSR yang sesuai dengan standar ISO 26000 dan bersifat jangka panjang (sustainable), maka ada dua tujuan yang ingin kami capai dalam program CSR berikutnya. Dalam setiap program yang dijalankan, ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.Untuk short-term atau jangka pendek, kami ingin meningkatkan awareness publik akan program CSR yang kami lakukan. Kami ingin publik mengetahui bahwa CSR yang kami lakukan perlahan-lahan mulai mengikuti jalur standar ISO 26000. Selain itu, program yang kami jalankan merupakan sebuah bentuk tanggung jawab sosial atas dampak dari praktik bisnis dan operasional bisnis Kompas Gramedia. Setelah kami mendapatkan kesadaran dari masyarakat, baik masyarakat sekitar perusahaan maupun publik umum, kami juga ingin mendapatkan acceptance. Dengan menjalankan program secara berkelanjutan, publik akan menerima Kompas Gramedia sebagai perusahaan yang tidak hanya menyejahterakan masyarakat, tetapi juga lingkungan.
            Ketika program CSR sudah dijalankan dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan, ada tujuan lain yang kami harapkan. Kami tidak berhenti hanya sampai melakukan program CSR dan tidak meninggalkan jejak apapun. Melalui program CSR ini, kami ingin mengubah perilaku publik untuk turut berpartisipasi dan melanjutkan program sustainable kami. Kompas Gramedia tidak dapat meneruskan program CSR ini tanpa dukungan dan bantuan dari publik. dengan mengubah sikap dan perilaku publik, maka lingkungan yang disasar seperti hutan, lama-kelamaan dapat menjadi lahan yang layak dan ‘hijau’.
BAB 5
STRATEGI CSR
Pertama adalah perusahaan akan focus tuk mengurangi dampak negatif dari praktik bisnis perusahaan yang paling besar, yaitu lingkungan dan kerusakan hutan di Indonesia. Sehingga Kompas Gramedia memutuskan untuk melakukan Go Green dan Penanaman Mangrove di berbagai hutan yang rusak di Indonesia. Selain itu Kompas Gramedia juga ikut berpartisipasi bersama para peneliti dengan membiayai pusat penelitian tuk meneliti terutama area bekas pertambangan. Semoga area bekas pertambangan itu bisa ditanami kembali dan menghijaukan Indonesia. Semua program ini bertujuan untuk mengurangi dampak Global Warming.
            Kedua tidak jauh dari perawatan lingkungan yaitu recycling kertas koran bekas atau sampah pelastik lain yang masih bisa diproduksi menjadi barang lain. Untuk people pendidikan dengan memberikan pelatihan dan pengajaran dari mulai membaca, menulis, sampai melakukan recycling yang nantinya akan dijual oleh mereka sehingga memperbaiki perekonomian mereka.
            Lalu di bidang kesehatan kami akan mengadakan event sederhana berisi pemeriksaan dan pengobatan secara gratis di kota-kota besar khusus untuk menengah ke bawah. Ini dilakukan dengan bekerja sama dengan rumah sakit yang ingin ikut melakukan CSR serta perusahaan lain.
            CSR terakhir adalah sumbangan sukarela perusahaan kepada masyarakat menengah ke bawah baik melalui pihak ke tiga atau tidak. Dengan memilih hal yang dibutuhkan publik sesuai dengan lokasi eksekusi. Misal di perkampungan Jawa Barat dan sekitarnya akan dibangun beberapa jembatan tuk memudahkan transportasi rakyat.

5.1 Program CSR
1. Cause Related Marketingà“Salevironment “
            Nama program yang dipilih merupakan penggabungan dari Sales dan Environment, yang maksudnya adalah dengan membantu kami meningkatkan penjualan, maka customer juga turut serta dalam melestarikan lingkungan.
Perusahaan berkomitmen untuk menyumbang sekian persen dari persentase penjualan produknya bagi sebuah perjuangan gerakan.  Biasanya dilaksanakan untuk suatu kurun waktu tertentu, dengan produk tertentu, dan untuk gerakan tertentu. Program ini sebenarnya adalah sebuah program gerakan bersama masyarakat untuk ikut berpartisipasi bersama Kompas Gramedia dalam melakukan reboisasi hutan-hutan gundul di seluruh Indonesia. Sistemnya adalah laba dari penjualan produk Kompas Gramedia seperti penjualan Koran kompas, keuntungan dari Hotel Santika, penjualan tissue, keuntungan dari hasil Universitas Multimedia Nusantara, rating dan iklan dari Kompas TV dan Kompas.com. Semuanya akan dipisahkan dari penghasilan perusahaan untuk membeli bibit tanaman, melakukan research terhadap beberapa lahan hutan, serta pembersihan lahan sebelum dilakukan reboisasi. Selain bertujuan mengikut sertakan partisipasi publik,juga akan mendapat publikasi di media.Hal ini akan mengurangi pengeluaran perusahaan dalam melakukan kegiatan CSR. Walaupun budget yang dikeluarkan perusahaan cukup besar, tetapi sebenarnya berasal dari hasil penjualan Kompas Gramedia sehingga tidak mengganggu kas perusahaan, serta meningkatkan penjualan produk dan reputasi perusahaan.

2. Corporate Social Marketingà “PendEkAtan”
‘PendEkAtan’ merupakan penggabungan dari 3 kata, yakni Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan. Dibalik program yang kami jalankan, kami juga ingin mendekatkan diri dengan publik. Kemudian pendekatan yang kami lakukan menyasar 3 aspek kehidupan, yaitu pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Setelah berkonsentrasi kepada lingkungan, program CSR berikutnya mengarah ke people. Perusahaan mendukung perkembangan dan/atau pelaksanaan suatu gerakan pengubahan sikap yang akan meningkatkan kesehatan masyarakat, keamanan, lingkungan atau kesejahteraan masyarakat. Dalam kasus ini program CSR Kompas Gramedia akan berkonsentrasi kepada bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Perusahaan akan bekerja sama dengan pihak yang sesuai dengan target audience, seperti rumah sakit unggulan di kota-kota besar untuk menyediakan pengobatan dan pemeriksaan gratis untuk masyarakat. Lalu akan diadakan roadshow akan mengumpulkan masyarakat menengah ke bawah. Agar tidak terlalu mengganggu keuangan perusahaan, Kompas Gramedia akan bekerja sama dengan pihak rumah sakit agar membagi dua budget program ini. Sebagai gantinya, publikasi dalam berita utama di Koran kompas untuk meningkatkan citra rumah sakit dan kompas gramedia, bukan hanya dalam pemberitaan nasional, tapi juga internasional karena program ini dirasa sudah sesuai dengan ISO 26.000, yaitu standar internasional program CSR terutama untuk people.
Kedua adalah membantu perekonomian dan pendidikan warga. Perusahaan bekerja sama dengan LSM-LSM di kota-kota besar yang menjadi target audience. Untuk membantu mensosialisasikan program CSR ini dan turun ke lapangan langsung membantu rakyat menjalankan program ini. Program yang dimaksud adalah recycling. Kertas Koran bekas yang bukan saja produk kompas akan kembali diolah sehingga bisa menjadi produk baru yang bisa dijual kembali. Fungsi LSM disini adalah membantu perusahaan atau menjadi perpanjangan tangan perusahaan yang bisa langsung menyentuh rakyat dalam praktek programnya. Karena tidak mungkin karyawan perusahaan turun langsung menggapai seluruh rakyat seluruh di Indonesia. Secara tidak langsung juga LSM berfungsi membangun penerimaan di hati masyarakat untuk meningkatkan reputasi perusahaan. Sehingga selain masyarakat dapat pendidikan dan kemampuan baru untuk memperbaiki perekonomian mereka, masyarakat juga dapat mencari bahan baku dengan mudah secara gratis untuk menghasilkan uang.
            Ketiga adalah pendidikan. Perusahaan telah meluncurkan Rumah Pintar. Di dalamnya berisi buku-buku yang menambah pendidikan masyarakat juga beberapa mentor yang dapat memberikan pelajaran secara gratis kepada masyarakat. Contoh pelajaran tentang cara mendaur ulang Koran dalam program recycling, belajar membaca dan berhitung bagi anak-anak yang tidak sekolah, seni seperti gamelan, menyanyi, dan sebagainya. Rumah Pintar ini akan dibangun secara merata terutama di kota-kota besar. Sehingga masyarakat miskin dapat mengunjungi Ruma Pintar ini dan belajar.

3. Corporate Philantropyà ‘C for Care, C for Charity’
            Bentuk tanggung jawab Kompas Gramedia diwujudkan dalam sebuah kepedulian, yang berbentuk dalam gerakan charity. Perusahaan memberi sumbangan langsung kepada sebuah gerakan charity, umumnya dalam bentuk hibah dana, donasi dan/atau jasa pribadi.  Ini merupakan program CSR yang paling tradisional. Dalam program ini, perusahaan berfokus pada 2 hal yaitu pendidikan dan kesehatan. Sumbangan yang diberikan dalam bidang pendidikan antara lain uang atau bahan bangunan yang akandigunakan untuk memperbaiki sekolah-sekolah tidak layak, peralatan sekolah, dan beasiswa bagi siswa berprestasi. Sedangkan kesehatan adalah mengadakan event dalam beberapa hari yang berisi pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga miskin di kota-kota di Indonesia. Dimana obat dan biaya peralatan dan profesionalis rumah sakit semua ditanggung perusahaan.
Kembali agar tidak terlalu memberatkan perusahaan dalam budget dan mengganggu kas perusahaan. Kompas Gramedia akan bekerja sama dengan perusahaan lain seperti rumah sakit yang bersedia bekerja sama dan memberikan jasa dan perusahaan lain yang tertarik. Keuntungan mereka berpartisipas tentunya selain reputasi baik dari publik, pastinya pemberitaan utama di Koran kompas dan publikasi cukup besar yang dilakukan kompas dalam membentuk opini publik sementara dengan tujuan menanamkan awareness publik tuk meningkatkan citra perusahaan tersebut.

BAB 6
COMMUNICATING CSR
6.1. Strategi Komunikasi
Untuk program pertama yaitu Cause Related Marketing, kami akan menggunakan media koran kompas sebagai media sosialisasi dan promosi program agar dapat diketahui dan diikuti masyarakat. Di dalam koran kami menaruhnya sebagai iklan dan ceremony. Tujuannya selain mendapatkan awareness dan acceptance dari publik serta partisipasi mereka, juga untuk meningkatkan reputasi perusahaan yang berpartisipasi menaungi program CSR ini. Begitu juga iklan di TV nasional, tetapi dalam iklan di TV nasional lebih menunjukan peningkatan perusahaan lain yang ikut serta, daripada reputasi Kompas Gramedia sendiri. Lalu poster dan papan billboard selama seminggu, yang disebar terutama di kota-kota besar yang akan diadakan event atau eksekusi program ini.
Isi dari artikel yang diterbitkan yaitu pertama, apa saja yang akan dilakukan dalam program CSR ini, siapa saja yang berpartisipasi, dan lokasi mana saja yang akan dieksekusi. Serta menampilkan hasil apa yang akan didapatkan dari program mengurangi dampak negatif global warming, baik yang dirasakan oleh masyarakat setempat, nasional, bahkan internasional.
Program kedua adalah Corporate Social Marketing, yang menyasar bidang kesehatan dalam bentuk event,yang akan kita mulai dengan pemasangan poster di kota-kota besar terutama di tempat penyelenggaraanevent ini. Begitu juga spanduk, papan billboard, dan artikel di koran, serta iklan di televisi nasional.
Masih dengan program kedua yang juga menyasar bidang pendidikan, akandipromosikan dalam bentuk poster dan spanduk, serta iklan di televisi nasional.Program ini dilaksanakan terutama di perkampungan-perkampungan sesuai dengan target audience kita yaitu menengah ke bawah. Lalu melakukan promosi untukevent yang akan diadakan dengan menggunakanbrand ambassador seperti Kak Seto, Menteri Pendidikan RI, dan beberapa artis ibukota untuk hiburan. Program kedua bidang ekonomi juga sama, promosi dilakukan pada artikel di koran, billboard selama seminggu, spanduk, poster, iklan di TV nasional.
Program terakhir yaitu Corporate Philantropy, dimana akan dijelaskan program apa yang akan dilakukan, siapa saja target audience-nya, dan alasannya. Masalah potensial apa yang dihadapi dan yang akan dipecahkan oleh Kompas Gramedia dan perusahaan lain yang ikut berpartisipasi. Kemudian juga dampak apa yang akan di dapat di masa mendatang, serta foto-foto dan isi acara saat eksekusi berlangsung.

6.2 Pesan Kunci
1. Salevironment: Dengan membantu perusahaan dalam penjualan, maka secara tidak langsung juga membantu pohon dan hutan Indonesia.
2. PendEkAtan: mendekatkan diri dengan publik melalui program yang menyasar 3 aspek kehidupan, yakni pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
3. C for Care, C for Charity: sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, diwujudkan dalam kepedulian yang berbentuk gerakan charity.

BAB 7
IMPLEMENTASI
7.1 Timeframe  
 Pada program pertama yaitu reboisasi, akan diadakan selama 6 bulan pada tahun 2015 yaitu tahun dimulainya program CSR yang dimulai dari program yang dianggap paling potensial yaitu lingkungan. 6 bulan pelaksanaan adalah terdiri dari negosiasi dan pengurusan surat-surat izin pemerintah daerah dan sosialisasi terutama pada masyarakat di sekitar lingkungan yang akan di eksekusi. Lalu dilanjutkan pada pembersihan lahan yang dilakukan bersama LSM dan penduduk sekitar. Penggemburan tanah, dan akhirnya penanaman bibit.
            Pelestarian dan perawatan hutan-hutan hasil reboisasi akan dilakukan setiap hari oleh penduduk sekitar yang bisa dijadikan sebagai penghasilan baru dengan memanfaatkan hasil hutan tersebut. Serta para peneliti yang akan diterjunkan 6 bulan sekali untuk melihat perkembangan tanaman selama 5 tahun pertumbuhan pertama tanaman tersebut yaitu pada bulan maret dan September.
            Selanjutnya adalah pembiayaan program penelitian yang dilakukan oleh beberapa tempat penelitian ternama seperti IPB dan UGM dari Indonesia, dan Amerika Serikat. Program ini dilakukan selama 4 bulan yang meliputi antara lain pencaharian tempat dan lembaga terbaik yang akan meneliti. Lalu negosiasi yang dilakukan baik oleh pihak Kompas Gramedia dengan perusahaan yang bekerja sama dalam pembiayaan penelitian, serta pihak Kompas Gramedia dengan lembaga yang akan meneliti. Tempat yang akan diteliti diutamakan adalah tempat-tempat bekas pertambangan. Lalu lahan-lahan gundul yang sudah rusak atau lahan diperkotaan. Hasilnya tergantung pada kembaga yang meneliti. Yang akan ditunggu selama 5 tahun.
            Selanjutnya adalah program kesehatan. CSR ini diadakan dalam bentuk event. Yang diadakan setiap tahun selama 2 kali yaitu pada Januari dan Juli. Di dalamnya ada pengobatan dan pemeriksaan gratis. Lalu pendidikan yang akan diadakan setiap hari adalah Taman Bacaan yang didirikan di kota-kota besar seluruh Indonesia yang terbuka untuk umum dan gratis untuk belajar baik membaca maupun belajar melakukan recycling khusus untuk kalangan menengah ke bawah. Dan di bulan Juni setiap tahun akan diadakan event kecil bertajuk lomba karya hasil recycling oleh kalangan menengah ke bawah, dan pemenangnya akan diberikan hadiah yang tentunya cukup besar dan menarik tuk perbaikan ekonomi mereka.
            Sedangkan untuk bidang ekonomi, pembelajaran dan pengumpulan bahan recycling akan diadakan setiap hari sepanjang tahun oleh beberapa relawan. Selanjutnya jika masyarakat sudah dianggap mampu untuk melakukan sendiri terutama me-recycling bahan koran, program ini akan dihentikan.
            Yang terakhir adalah Corporate Philantropy perusahaan yang akan diadakan setahun sekali yaitu pada bulan Agustus yang bentuknya bukan hanya uang tunai tapi juga bisa berbentuk materi yang diperlukan sesuai keadaan masyarakat potensial.

7.2 Budget
A. Budget Program
1. BIBIT AKASIA ( Hutan di Bengkulu kabupaten Moko-muko)
-. Pinggir sungai      : 10 hektar * Rp 12.000.000               = Rp 120.000.000 ( 250 bibit )
-. Danau                  :5 Hektar * Rp 12.000.000                 = Rp 60.000.000 ( 1000 bibit )

• Jawa Tengah
-. 10 hektar * Rp 15.000.000                                              = Rp 150.000.000 ( 250 bibit )

• Bibit Eukaliptus (Jawa Barat)
-. 10 hektar * Rp 20.000.000                                              = Rp 200.000.000 (250 bibit)

Total   = Rp 530.000.000

BIBIT BAKAU
Bakau = 30-40 cm =  Rp 1200
      50-70 cm = Rp 1700
    100 cm      = Rp 2200
·  Bengkulu
-. 1000 bibit * Rp 2200                                                    = Rp 22.000.000
·  Kalimantan Barat (Mempawah-Singkawang)
-. Mempawah = 4000 bibit * Rp 2200                             = Rp 8.800.000
-. Singkawang = 4000 bibit * Rp 2200                            = Rp 8.800.000
·  Ancol
-. 2000 bibit * Rp 2200                                                    = Rp 4.400.000
·  Anyer
-. 2000 bibit * Rp 2200                                                    = Rp 4.400.000
Total = Rp 48.400.000

2. PEMBIAYAAN PENELITIAN

-. Membiayai pelatihan lingkungan hidup – PPLH-IPB sebesar Rp 200.000.000
·         Karena melihat dari segi kegiatan yang dilakukan seperti audit lingkungan, CSR, penilaian High Conservation Value, pemantauan lingkungan flora & fauna.
Selain IPB kita juga membiayai research dari PPLH-UGM & AS melalui pemerintah untuk   memperkuat kerja sama dibidang lingkungan hidup.
UGM = Rp 200.000.000
AS = 50.000 US$ (50.000*10000 = Rp 500.000.000)

Total Semua = Rp 530.000.000 + 48.400.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000 +
Rp 500.000.000 = Rp 1.478.400.000

B. Budget Komunikasi
·         Artikel di koran = Rp 103.000.000 * 2 hari =Rp 206.000.000 (korankampus)
( HargaasliRp 164.000, kami memakaikoransendiri (Kompas) jadiharga yang kami kenakanhanyauntukperusahaan yang berpartisipasidalamkegiatan CSR ini)
·         Artikel di majalahFemina = Rp 17.250.000 * 2 hari =Rp 34.500.000 (MajalahFemina)
( HargaasliRp 34.500.000, kammemakaimajalahsendiri ( Femina ) jadiharga yang kami kenakanhanyauntukperusahaan yang berpartisipasidalamkegiatan CSR ini )
·         Pasang Billboard di 8 kota = Rp 1.250.000 * 11*7 hari =Rp 96.250.000
(Bilboard yang kami pasangterdapat di 11 kotabesarseperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Samarinda, Papua dan Makassar. Tiapkota yang dipasangmasing-masingterdapat 1 billboard danakan di pasangselama 1 minggu)
·         Pemasangspanduk = 7m x 1.15m x Rp. 13.000 = Rp 104.650
Rp 104.650 * 33 spanduk = Rp 3.453.450
Rp 3.453.450 * 7 hari = Rp 24.174.150
( Pemasanganspandukakandilakukan di 11 kotabesarseperti yang di sebutkan di atas          dan 1 kotaakan kami pasangisebanyak 3 spandukselamaseminggu )  
·         Pemasanganiklan di TV
1.      Iklan di Trans 7 = Rp 5.500.000 * 5 kali * 7 hari = Rp 192.500.000
( kitamenaruhiklankitadengan
pilihan program “Opera Van Java” karenamelihat rating program iniadalah yang tertinggi di stasiun TV Trans 7 )
2.      Iklan di RCTI = Rp 12.000.000 * 5 kali * 7 hari = Rp 420.000.000
( kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “TukangBuburNaik Haji” karenamelihat rating program iniadalah yang tertinggi di stasiun RCTI )
3.      Iklan di SCTV = Rp 7.000.000 * 5 kali * 7 hari = Rp 245.000.000
( kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “FTV Special” karenamelihat rating acarainiadalah yang tertinggi di stasiun SCTV )
4.      Iklan di Trans TV = Rp 12.000.000 * 5 kali * 7 hari = Rp 420.000.000
( kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “ Indonesia MencariBakat “ karenamelihat rating acarainiadalah yang tertinggi di stasiun Trans TV )
5.      Iklan di Indosiar = Rp 6.000.000 * 5 kali * 7 hari = Rp 210.000.000
( kitamenaruhiklandenganpilihanacara “drama korea” karenamelihat rating acarainiadalah yang tertinggi di stasiunIndosiar )
Total iklan di TV = Rp 1.487.500.000
·         Pemasangan poster =Rp  8500 * 150 lembar * 11 kota * 14 hari = Rp 196.350.000
( poster yang kami pasangterdapat di 11 kotabesarseperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Samarinda, Papua dan Makassar. terdapat 150 lembar poster yang disebarkan di tiapkotadanakan di pasangselama 1 minggu)
·         Brand ambassador untuk event serta sound system :
1.      Bagian pendidikan = kaksetodan Mohammad Nuh = Rp 30.000.000
2.      Bagian ekonomi = DahlanIskan = Rp 15.000.000
3.      Menteri kesehatan : dr. NafsiahMboi, SpA, MPH = Rp 15.000.000
4.      Raditya Dika = Rp 15.000.000 * 11 kota = Rp 165.000.000
( dibagian event kami mengundang 5 narasumberyaitukakSetodan Mohammad Nuhdaribagianpendidikan , DahlahIskandaribagianEkonomi, Dr.NafsiahdarimenterikesehatandanRadityadika. Masing-masingnarasumberakanberbicara di 1 kotasajakecualiRadityaDikaakanikutpergi di 11 kota, event inihanyatermasukdalam CSR bagian people ajakarenakegiatan CSR inidiadakan di bagian people saja.)
5.      Peyewaan sound system : Rp 10.000.000
( penyewaan sound system ini sudah termasuk dalam kursi, panggung, alat-alat yang diperlukan oleh pembicara, orang yang angkut-angkut barang )
                   Total ambassador dan sound system = Rp 2.350.000.000

Total budget komunikasi  =Rp 206.000.000 + Rp 34.500.000 + 96.250.000 +  Rp 24.174.150 + Rp 1.487.500.000 +  Rp 196.350.000 + Rp 2.350.000.000 =Rp 4.394.774.150

Total semua budget= BUDGET PROGRAM + BUDGET KOMUNIKASI
            Rp 1.478.400.000 + Rp 4.394.774.150 = Rp 5.882.274.150

Dalam kegiatan CSR ini Kompas Gramedia juga melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan yang ikut turut andil untuk melakukan kegiatan CSR yang dilakukan oleh Kompas Gramedia, biaya yang cukup besar untuk dikeluarkan itu tidak hanya berasal dari perusahaan Kompas Gramedia tetapi dari perusahasik        1an yang turut serta dalam kegiatan ini sehingga kas Kompas Gramedia tidak akan terganggu karena biaya yang kami gunakan itu berasal dari CSR yang related marketing .

BAB 8
KRITERIA EVALUASI
            Untuk CSR people di bidang kesehatan yaitu event 2 kali dalam setahun, diharapkan 45% dari warga sudah berhasil ditangani dokter dan mendapat pengobatan yang layak. Sehingga berkurang masyarakat sakit yang tidak tertangani. Untuk bidang pendidikan diharapkan masyarakat dapat mulai memanfaatkannya dengan bisa membaca, menulis, serta berhitung. Lalu sudah bisa melakukan sendiri produksi daur ulang yang diajarkan sehingga mereka dapat bekerja sendiri memperbaiki ekonominya.
            Ketiga yaitu program philanthropy kami diharapkan dapat membantu masyarakat menjadi lebih baik dan tidak menanamkan ketergantungan. Karena sumbangan yang kami berikan bukan berbentuk uang, melainkan sarana dan perbaikan sarana seperti sekolah, puskesmas, jembatan, sampai rumah layak tinggal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar