CSR PROJECT PERUSAHAAN KOMPAS GRAMEDIA
UJIAN
AKHIR SEMESTER MATA KULIAH CSR
Disusun Oleh:
Christ Bella Natalia 11140110020
Angela Limawan 11140110033
Arwinda Pritami Yahya 11140110053
Grace Ignacia 11140110220
Kelas A1
PROGRAM
STUDI PUBLIC RELATIONS
UNIVERSITAS
MULTIMEDIA NUSANTARA
2013
DAFTAR ISI
1. Tinjauan
Umum Perusahaan ........................................................................................
2
1.1 Business Process
....................................................................................................
2
1.2 Business Impact
......................................................................................................
3
1.3 Analisa
Program CSR ............................................................................................
4
2. CSR
Planning ...............................................................................................................
5
2.1 Analisa
Publik ........................................................................................................
5
2.2 Analisa
Perusahaan ................................................................................................
7
2.3 Analisa
Lingkungan ...............................................................................................
8
2.4
Problem Statement
.................................................................................................
9
3. Stakeholder
Identification ..........................................................................................
10
4. Objektif
.......................................................................................................................
12
5. Strategi
CSR ...............................................................................................................
13
5.1 Program
CSR ........................................................................................................
14
6. Communicating
CSR ..................................................................................................
17
6.1 Strategi
Komunikasi .............................................................................................
17
6.2 Pesan
Kunci ..........................................................................................................
18
7. Implementasi
..............................................................................................................
18
7.1 Timeframe
............................................................................................................
18
7.2 Budget
..................................................................................................................
20
8. Kriteria
Evaluasi .........................................................................................................
23
BAB 1
TINJAUAN UMUM
PERUSAHAAN
1.1
Business Process
Kompas
Gramedia adalah sebuah perusahaan media multinasional yang mencakup beberapa
bidang usaha seperti, media cetak meliputi 80 majalah dan 24 koran, media
digital, 3 educational institutions,
lebih dari 100 toko buku, 44 hotel, tissue,
8 percetakan, radio komersil, dan 4 bentara budaya. Dengan visinya yaitu Enlightning
People, Kompas Gramedia bertujuan untuk mencerdaskan bangsa dengan memberikan
suguhan bacaan dan tontonan yang baik melalui ilmu pengetahuan, dan hiburan
yang sesuai dengan moral. Hal ini menjadi membedakan antara Kompas Gramedia
dengan media lainnya.
Sebagai
media terbesar di Indonesia, pendapatan terbesarnya berasal dari percetakan
kertas berupa buku dan media cetak. Kompas Gramedia tentu memiliki tanggung
jawab besar untuk menanggulangi dampak negatif yang diakibatkan dari praktik
bisnis perusahaan, yaitu penggunaan kertas dalam jumlah yang sangat besar. Terlebih
lagi isu global warming saat ini terus menjadi bahan pembicaraan, mengingat
dampaknya buruknya terhadap bumi.
Sayangnya,
berdasarkan hasil wawancara kami dengan Bapak Zaenal Arifin selaku Humas Kompas
Gramedia bidang CSR, beliau menyatakan bahwa belum ada program CSR perusahaan
yang akan mengarah ke lingkungan sebagai wujud tanggung jawab perusahaan, apalagi
program yang sustainable. Sebenarnya
Kompas Gramedia sudah pernah melakukan CSR lingkungan seperti penanaman hutan
gundul di beberapa daerah. Beberapa kegiatan yang masih dilakukan sampai saat
ini adalah penghijauan di Cikarang, daerah percetakan Kompas Gramedia, dan juga
penanaman mangrove. Sangat
disayangkan kegiatan yang dilakukan belum sustainable,
dan jumlah daerah eksekusi maupun jumlah tanaman yang ditanam sangat jauh dari
standar ISO 26.000.
Beliau
juga menyatakan alasan mengapa sampai sekarang Kompas Gramedia belum mewujudkan
CSR yang sesuai dengan standar ISO 26.000, dan bahkan masih sangat jauh untuk merealisasikannya.
“Kita adalah sebuah perusahaan media yang CSR-nya akan lebih berfokus pada
peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar dari segala bidang seperti
pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan budaya,” ucap Bapak Zaenal Arifin. Maka
semua program-program Kompas Gramedia hanya berbau enlightening people. Untuk CSR yang berdampak positif pada
masyarakat, baik sekitar perusahaan maupun seluruh Indonesia, Kompas Gramedia
sudah cukup baik dalam mewujudkan dan melaksanakan programnya. Hanya saja masih
banyak program CSR yang belum berkelanjutan, atau dilakukan hanya pada saat
masyarakat membutuhkan sesuatu. Selain itu, masih banyak program-program yang
hanya berupa “sumbangan perusahaan semata”.
1.2
Business Impact
Melihat
dari unit usaha yang Kompas Gramedia kerjakan, baik dari percetakan koran dan
bukunya, kami dapat memperkirakan jumlah kertas yang digunakan mereka setiap
harinya untuk dijual dan diproduksi menjadi buku. Lalu pemakaian listrik yang
dihabiskan setiap harinya untuk bisnis hotel, media komersil, dan
universitas.Bisa dibayangkan bagaimana Kompas Gramedia setiap harinya
menggunakan listrik untuk lampu, komputer, AC, lift, dan alat elektronik
lainnya. Ditambah lagi, Kompas Gramedia juga terus meningkatkan perkembangan
perusahaannya dengan menambah unit usaha seperti,tissue dan institusi. Tissue
akan menambah banyaknya penggunaan batang pohon sebagai bahan baku produksi. Begitu
juga kertas yang mahasiswa gunakan untuk keperluan perkuliahan mereka, seperti
keperluan kertas ujian, surat ijin, dan dokumen lainnya.
Perkiraan
kasar yang kami dapatkan sebagai berikut:
Misalkan,
dalam sehari listrik yang digunakan di kampus atau di satu hotel dalam waktu 21
jam nonstop, atau bahkan 24 jam. Berapa biaya listrik yang telah dihabiskannya
dalam sehari dan berapa energi yang terbuang dalam sehari? Sementara di
Indonesia saja masih banyak masyarakat yang tidak memiliki sumber penerangan
sama sekali di rumahnya dan mengandalkan lampu jalanan. Lalu krisis energi yang
semakin hari semakin terasa dampaknya juga turut menyulitkan kita untuk
beraktivitas. Maka dari itu, sudah sepatutnya Kompas Gramedia juga bertanggung
jawab dalam hal penghematan energi ini, setidaknya dalam sehari melakukan
pemadaman listrik bergilir di semua unit usahanya. Jika dalam sehari saja
Kompas Gramedia sudah mau melakukan hal ini di setiap unit usahanya,
diperkirakan 1,2% penghematan listrik sudah terlaksana di Indonesia.
Sedangkan untuk kertas terkait global warming, tanpa prediksi secara
kuantitatif juga kita sudah dapat memperkirakan berapa banyak batang pohon
dalam sehari yang habis ditebang untuk berubah menjadi kertas dan tissue. Sementara Kompas Gramedia sampai
saat ini yang sudah berdiri 50 tahun, belum juga merealisasikan program
berkelanjutan terkait tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Mereka bersembunyi
di balik program CSR yang lain, yaitu peningkatan kualitas hidup manusia
Indonesia, yang memang untuk hal ini sudah sangat baik dilakukan dan dampak
positifnya pun sangat terlihat bagi masyarakat. Mereka juga bersembunyi di balik
program-program kecil kepedulian lingkungan, salah satunya Go Green Festival
dan penananaman mangrove. Tetapi jika
dianalisa lebih dalam, baik jumlah tanaman maupun jangkauan daerahnya masih
sangat kecil atau sedikit. Program ini hanya dilakukan sekali dan tidak ada
tindak lanjutnya, seperti pelestarian maupun reboisasi lain yang akan
dilakukan. Dengan kata lain, program yang sudah dijalankan Kompas Gramedia
hanya sebagai bentuk tindakan komersil, bukan kegiatan CSR yang berjangka
panjang.
1.3
Analisa
Program CSR
Berdasarkan
hasil wawancara kami dengan bapak Zaenal Arifin terkait ISO 26.000 adalah
perusahaan Kompas Gramedia yang sudah berdiri selama 50 tahun,tidak ada
melakukan kegiatan ISO 26000, dan belum mengarah sama sekali kepada kegiatan
itu. Hal ini disebabkan karena target mereka adalah media, dan mereka lebih
mengarah kepada kegiatan pendidikan, sosial, dan budaya. Perusahaan Kompas
Gramedia itu membuat Taman Bacaan yang jumlahnya hampir 300 di sekitar daerah
Jabodetabek. Taman Bacaan yang didirikan seperti perpustakaan gratis yang
diberikan oleh Kompas Gramedia kepada masyarakat, dan buku yang disediakan
adalah buku-buku bekas yang dikumpulkan oleh mereka (Kompas Gramedia). Selain membuat
Taman Bacaan, perusahaan Kompas Gramedia juga membuat Rumah Kreasi yang
bertujuan untuk mengajak dan mengajar masyarakat untuk membuat suatu kreasi
dari kertas atau bahan lainnya. Jadi, masyarakat diajar untuk membuat sesuatu
yang bisa dijual kembali. Contohnya, masyarakat bisa diajak untuk membuat tas,
sepatu, atau lainnya, yang kemudian bisa dijual dan menghasilkan uang. Kegiatan
ini dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat tersebut.
Kegiatan amal juga dilakukan oleh Kompas Gramedia, seperti memberikan sumbangan
amal dan bantuan kepada korban bencana alam. Pak Zaenal selaku Humas, sadar
bahwa Kompas Gramedia adalah salah satu perusahaan pemakai kertas terbesar
sehingga mereka melakukan kegiatan yang menyasar pepohonan, yaitu Green
Campaign. Kegiatan Green Campaign adalah penanaman pohon yang dilakukan oleh
Kompas Gramedia di Cikarang. Pohon-pohon yang ditanam di Cikarang kemudian di
bawa ke UMN (salah satu Universitas milik Kompas Gramedia), dan ditanam disana.
Lalu tanah kosong di Cikarang akan ditanam ulang dengan pohon-pohon agar
kembali rindang.
Berdasarkan
wawancara yang kami lakukan, kegiatan CSR yang dilakukan Kompas Gramedia belum
sesuai dan belum mengarah ke ISO 26000. Dengan begitu, CSR yang dijalankan masih
bersifat sementara, belum memiliki dampak jangka panjang (sustainable).
BAB 2
CSR PLANNING
2.1 Analisis Lingkungan
Berdasarkan hasil wawancara kami
dengan Bapak Zaenal, menurut beliau sejak berdirinya Kompas Gramedia hingga
saat ini sama sekali tidak konflik apapun dengan pemerintah. Kisruh tahun 1978
yang membuat Kompas dibredel bersama 7 harian lainnya, bukan dikarenakan
konflik dengan pemerintah. Pemerintahan Soeharto saat itulah yang salah, karena
Kompas Gramedia selalu memberitakan hal-hal baik dan sesuai dengan etika
jurnalistik.Dimana media menjadi jembatan penyambung lidah aspirasi masyarakat
kepada pemerintah, dan menjadi lembaga pengawas kinerja pemerintah demi rakyat
sehingga rakyat juga dapat mengawasi melalui media. Selama ini pemberitaan di
Kompas dalam bidang apapun, tidak pernah terjerumus dalam kepentingan politik
maupun ekonomi atau sebagainya. Kompas Gramedia selalu konsisten dalam
eksistensinya yang netral dan tetap menjadi penyambung lidah rakyat, dan
pengawas pemerintah yang kompeten dan transparan. Kompas Gramedia juga sudah
melakukan praktik bisnis sesuai dengan peraturan pemerintah, terutama
perundang-undangan, seperti kinerja wartawan yang sudah sesuai dengan etika
jurnalistik nasional. Praktik unit bisnis perusahaan lainnya juga sudah sesuai,
seperti pembayaran pajak, upah minimun buruh dan karyawan, serta jaminan hari
tua atau jaminan sosial tenaga kerja yang sesuai dengan undang-undang.
Melihat praktik bisnisnya baik dari
media komersil, online, dan cetak, dalam
pemberitaan dan isi tayangan tidak ada sedikit pun keberpihakan Kompas dengan
narasumber lain, baik kelompok maupun individu. Jika pemerintah kinerjanya
memang jelek, akan diberitakan jelek tanpa melebih-lebihkan dan dengan fakta
sebenarnya. Lalu terlihat saat menjelang pemilu, beberapa media menayangkan
pemberitaan yang sedikit memihak ke partai politik tertentu sesuai dengan
kepentingan sang pemilik media, tetapi tidak dengan Kompas. Bapak Jacob Oetama
selaku pimpinan dan pemilik Kompas tidak pernah mengajarkan karyawannya seperti
itu. Dari dulu hingga saat ini, pemberitaannya yang ditayangkan beliau selalu
bersikap netral sehingga budayanya ditiru oleh semua karyawan sampai saat ini.
Kompas Gramedia juga merupakan media yang menjadi pendobrak perubahan kebijakan
negara. Dengan ikut berpartisipasi membangun pemerintahan yang akan mempengaruhi
kemajuan negara melalui pemberitaannya, yang akhirnya menjadi sebuah opini
publik dan opini publik ini menjadi kebijakan, yang akhirnya disetujui dan
ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan untuk ekonomi, peraturan
suatu perusahaan harus berdampak baik bagi kehidupan masyarakat, baik
masyarakat sekitar perusahaan maupun publik umum. Bahkan sebuah perusahaan
sebesar Kompas Gramedia dituntut unutk bisa memberikan pengaruhnya bagi
perekonomian negara bagaimana pun caranya. Seperti memberikan lapangan
pekerjaan, meningkatkan kualitas hidup sumber daya manusia, dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dengan program-program yang membuka lapangan kerja
baru, seperti Rumah Kreasi Kompas Gramedia. Di dalamnya masyarakat bisa belajar
bagaimana mendaur ulang kertas koran bekas menjadi barang lain seperti tas, dan
sebagainya. Praktik bisnis perusahaan juga harus sesuai dengan peraturan
ekonomi pemerintah, baik mengenai pajak maupun meingkatkan keuangan negara.
Praktik bisnis perusahaan tidak boleh merugikan negara, seperti kegiatan ilegal
dan praktek bisnis yang berlebihan.
Sedangkan untuk tanggung jawab
sosial Kompas Gramedia termasuk sudah sangat baik. Dimulai dari perizinan
tempat usaha atau kantor resmi Kompas Gramedia yang sesuai dengan hukum negara,
dan izin dari masyarakat setempat. Jika tempat produksi Kompas Gramedia berada
di daerah masyarakat yang memiliki adat tertentu,Kompas Gramedia juga turut
berpartisipasi dalam kegiatan komunitas daerah setempat, dan mengikuti hukum
adat yang berlaku di daerah tersebut, walaupun lahannya sudah resmi menjadi milik
Kompas Gramedia. Lalu Kompas juga ikut bertanggung jawab tuk memajukan daerah sekitarnya dari
segi ekonomi, pendidikan, serta kesehatan. Seperti dengan mendirikan sekolah,
atau pemberian sumbangan oprasional sekolah, mendirikan puskesmas atau sumbangan
ke rumah sakit, atau upaya pembukaan lahan tanam sehingga masyarakat dapat
berladang di situ. Ada jugasebuah bentuk tanggung jawab yang mengutamakan
karyawan baru di daerah atau kota tempat produksi Kompas Gramedia.
Penggunaan teknologi yang cukup besar
dalam praktik bisnis perusahaan juga disesuaikan dengan pajak negara yang
didapat, baik dari mesin maupun biaya produksi, serta bahan baku. Produksi
tidak berlebihan juga penggunaan teknologi sehingga adanya batasan-batasan yang
dibuat sesuai dengan aturan pemerintah, dan perkiraan pajak yang akan dikenakan,
serta kemampuan karyawan. Untuk lingkungan salah satunya adalah pariwisata,
karena Kompas Gramedia juga memikirkan hal ini. Salah satu contohnya pabrik
percetakan buku dan koran di Cikarang akan menambah daya tarik wisatawan luar
daerah untuk berkunjung ke Cikarang, Jawa Barat. Lalu hukum, baik dari hukum
kebutuhan dan keselamatan konsumen terhadap penggunaan produk, lalu keselamatan
kerja dan perburuhan, ketenagakerjaan seperti upah buruh dan kinerjannya, serta
biaya operasional perusahaan tidak pernah ada masalah yang dihadapi Kompas
selama 50 tahun ini dengan pemerintah.
2.2 Analisa Korporasi
Manajemen di Kompas Gramedia diatur
oleh manajer di masing-masing unit. Berdasarkan wawancara kami dengan bapak
Zaenal, tetapi beliau tidak mengetahui secara lebih detail hal-hal yang ada di
setiap unit. Kami disarankan untuk mewawancarai bapak Widi Irwanto selaku
Corporate Communication Director. Sayangnya, beliau cukup sibuk di hari kami
melakukan observasi sehingga beliau tidak bisa ditemui. Menurut bapak Zaenal,
karyawan di unitnya selama ini tidak pernah ada masalah apapun. Masalah yang
pernah terjadi di Kompas Gramedia adalah penerapan aturan baru dari pemerintah
yaitu pembatasan outsorcing dan
tenaga kerja sehingga masalah yang timbul di perusahaan adanya PHK karyawan
yang cukup besar. Masalah ini cukup membuat perusahaan kewalahan karena banyak
tuntutan masyarakat, bukan dari upah minimum yang belum dibayar atau tunjangan
yang tertunda, tapi bagaimana perusahaan mengembalikan kesejahteraan mereka
setelah mereka tidak bekerja di perusahaan lagi. Masalah ini akhirnya dipilih
menjadi program CSR Kompas Gramedia berikutnya, yaitu menyejahterakan rakyat
umum dan meningkatkan kualitas SDM.
Untuk masalah kesejahteraan karyawan
tidak diragukan lagi, karena produktivitas dan kinerja yang tinggi akan
sebanding dengan upah yang diberikan. Maka Kompas Gramedia selalu mencari
karyawan dengan kualitas yang terbaik, dengan standar yang cukup tinggi
daripada media lain karena upahnya pun sangat tinggi. Budaya jawa yang santun
dan bersahabat serta ramah yang dibawa oleh sang owner, bapak Jacob Oetama menjadi ‘bumbu’ menyenangkan di kantor.
Di setiap kantor di Kompas Gramedia selalu memanggil teman dan atasan dengan sebutan
“mba” dan “mas”. Ini menjadikan tidak adanya perbandingan mana atasan dan
bawahan. Semuanya sama rata dan bekerja sama dengan baik. Lalu program baru
yang diluncurkan Kompas Gramedia, yaitu Rumah Kreasi bukan hanya untuk masyarakat
umum saja tapi juga untuk meningkatan kualitas karyawan ditempat yang terpisah.
Seperti peningkatan bahasa inggris, dan kemampuan lain sesuai bidang mereka,
tentunya dengan mendatangkan ahli di bidangnya.
Dalam strategi bisnis yang baru,
Kompas Gramedia sudah mengarah dan berfokus pada era digitalisasi untuk seluruh
unit. Pengurangan oplah percetakan terutama di media cetak koran sudah mulai
dilakukan dan peningkatan berita di media digital dan online mulai diperkuat karena Kompas akan berusaha merubah sikap
dan perilaku masyarakat untuk mengurangi kertas dan kembali ke digital, tetapi
media cetak koran tidak akan dihilangkan, hanya dikurangi. Kemudia jika sudah
menyelesaikan susunan strategi bisnis baru yang akan diluncurkan, Kompas
Gramedia akan memiliki program baru bernama KG VC (Kompas Gramedia Value Card).
KG VC ini akan memudahkan konsumen dalam melakukan pembelanjaan produk-produk
Kompas, seperti mendapat potongan harga. Untuk hal lainnya belum ada program
yang akan dibuat atau direalisasikan oleh Kompas Gramedia.
2.3 Analisa Perusahaan
Masalah yang mungkin timbul dalam
perusahaan adalah terkait dengan isu global warming. Masalah ini sepertinya
belum juga disadari pihak perusahaan karena sampai sekarang, dengan dampak
negatif praktek bisnis yang cukup besar bagi lingkungan, perusahaan belum juga
menaruh perhatian dan memulai pembuatan program CSR lingkungan yang sesuai ISO
26.000 dan berkelanjutan. Memang sampai saat ini, baik pemerintah maupun LSM,
belum ada yang menyentuh Kompas Gramedia untuk bergerak, ini juga menurut
pengakuan bapak Zaenal. Perusahaan lain sudah menjadikan CSR lingkungan sesuai
ISO 26.000 dan berkelanjutan menjadi strategi bisnis perusahaan, serta konsen
LSM, publik umum, dan pemerintah yang semakin gencar meminta seluruh perusahaan
mulai peduli terhadap lingkungan. Seharusnya Kompas Gramedia sudah memulai
perencanaan program-programnya, menjalankan CSR secara berkelanjutan, dan
menetapkannya dalam strategi bisnis perusahaan. Jika tidak, hal ini dapat
berpotensi menjadi krisis perusahaan akibat serangan dari berbagai pihak.
Dalam kondisi perusahaan tidak ada
masalah sama sekali. Malahan semakin hari, Kompas Gramedia semakin besar dalam
pengumpulan pundi-pundi mereka. Fakta menyatakan bahwa dalam 3 hari pendapatan
Kompas Gramedia bisa mencapai 17 milyar lebih. Tetapi sayangnya, hal ini justru
bisa menjadi boomerang bagi
perusahaan jika publik, LSM, dan pemerintah sewaktu-waktu “menodong” mereka dengan
pertanyaan dan isu tentang pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan.
Peluang yang dimiliki Kompas
Gramedia saat ini adalah mengambil keuntungan dari publik internal perusahaan
antar unit. Di salah satu unit usaha Kompas Gramedia yaitu Universitas
Multimedia Nusantara akan diadakan fakultas perhotelan, tetapi hanya
dikhususkan untuk karyawan Hotel Santika. Tetapi siswa SMA dan SMK yang ingin
kuliah di UMN juga diperbolehkan, dan akan mendapat pendidikan yang sama dengan
karyawan. Hanya saja ijazah mereka hanya sampai D3.
Ini merupakan salah satu praktik
bisnis yang tidak adil. Karena jika memang perusahaan ingin meningkatkan kualitas
karyawannya, seharusnya tidak dipungut bayaran. Juga siswa SMA atau SMK yang
ikut mendaftar atau beasiswa yang sistemnya baru dibedakan dengan siswa SMA dan
SMK. Berarti perusahaan mengambil profit secara paksa dari publik internal
perusahaan, karena perkuliahan untuk karyawan ini diwajibkan. Secara tidak
langsung perusahaan juga mengikat mahasiswanya dengan mengiming-imingi lapangan
pekerjaan di unit usaha Kompas Gramedia, yang belum tentu semua mahasiswa bisa
masuk walaupun sudah berkuliah di UMN.
2.4 Problem
Statement
Masalah yang dihadapi Kompas
Gramedia ada 2 hal. Pertama isu global warming dan dampak negatifnya yang terus
meningkat akan menjadi krisis jika tidak segera dibuatkan program strategi
pemecahan masalah dari perusahaan. Karena Kompas Gramedia menggunakan kertas
sangat banyak dan sampai saat ini belum ada itikat baik untuk mewujudkan
tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan ini. Program lingkungan yang
sudah pernah dilakukan pun bukan merupakan program berkelanjutan dan tidak
sesuai dengan standar ISO baik dari jumlah pohon yang ditanam dan ukuran lahan
gundul yang direboisasi. Masalah ini terjadi di Indonesia dan bisa terjadi mungkin
di waktu ke depan jika Kompas tidak membuat pemecahan masalah ini dengan
segera. Hal ini menjadi concern
perusahaan karena dapat berdampak bukan hanya pada nama baik perusahaan, tetapi
juga seluruh unit usaha dan praktek bisnis perusahaan.
Masalah kedua adalah program CSR
yang dilakukan perusahaan bukanlah program yang sesuai dengan standar ISO
26.000. Seperti sumbangan berupa uang atau sembako, buku-buku di perkampungan
yang tidak mungkin dibaca, tetapi mungkin saja mereka menjualnya. Lalu
pembentukan lahan tanam di tengah kota jakarta terutama di Jagakarsa, menjadi
ladang untuk peningkatan ekonomi dan kesehatan rakyat sekitar. Karena mereka
harus tahu lahan siapa yang ditanami, jika itu lahan pemerintah dan
sewaktu-waktu bisa saja diambil, Kompas harus bertanggung jawab untuk itu
sebagai penggagas. Lalu program CSR lain seperti pengolahan limbah, pembatasan
penggunaan kertas dengan pengembalian kertas sisa ke pabrik, atau daur ulang
kertas oleh warga sekitar yang diedukasi. Tidak sebanding dengan produksi yang
dilakukan perusahaan, dan konsentrasinya seharusnya kepada lingkungan
pengembalian pohon-pohon kepada lingkungan.
BAB 3
STAKEHOLDER
IDENTIFICATION
Financial
Markets ialah orang-orang yang membuat perusahaan dapat beroperasi. Mereka
mendapat bayaran dari perusahaan karena telah bekerja untuk perusahaan. Jadi,
biasanya mereka berada di pihak yang Pro dengan perusahaan. Sebagai Financial
Markets, pendorong utama mereka adalah selain gaji yang memenuhi kebutuhan,
juga iklim organisasi yang nyaman.
Supplier
Equipment adalah pemasok kebutuhan perusahaan, seperti peralatan dan
perlengkapan, baik untuk di kantor maupun pabrik. Karena hubungan yang terjalin
antara Supplier Equipment dengan perusahaan saling menguntungkan dan saling
bergantung, maka mereka berada di pihak yang Pro akan perusahaan. Supplier
Equipment berharap akan terus menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan
perusahaan sehingga saling menguntungkan kedua belah pihak.
Technologists
merupakan sekelompok orang yang ahli di bidang teknologi. Dapat dikatakan bahwa
mereka juga menjadi bagian dari karyawan di perusahaan. Mereka memegang peranan
penting karena menjaga dan merawat mesin-mesin produksi, baik yang ada di
kantor maupun pabrik. Sebagai Technologists, mereka ingin mendapat apresiasi
yang baik dari perusahaan dan masyarakat sekitar.
Industry
Associations adalah kumpulan industri yang berada di bawah naungan sebuah
organisasi. Asosiasi Industri biasanya menghimpun beberapa industri untuk
memberikan standar kerja sesuai dengan etika dan aturan yang berlaku. Biasanya,
mereka berada di pihak perusahaan. Industry Associations menginginkan agar
semua pekerja atau employee yang
diberikan penyuluhan standar kerja, dapat benar-benar bekerja sesuai dengan
etika dan aturan yang berlaku.
User
Organizations atau disebut juga dengan Organisasi Pengguna, terdiri dari beragam
organisasi yang menggunakan produk perusahaan. Misalnya, toko buku, kantor,
universitas, dll. Dapat dikatakan mereka sebagai pengguna, tetapi berupa
organisasi. Jadi, biasanya mereka berada di posisi netral karena ibaratnya
hanya sebagai pengguna, berbeda dengan Supplier Equipment. Sebagai User
Organizationsl, mereka berharap produk yang mereka gunakan dari perusahaan
memiliki kualitas yang baik dan dapat selalu memenuhi permintaan mereka.
NGO
atau Lembaga Sosial Masyarakat merupakan organisasi yang mewakili aspirasi
masyarakat. Dalam setiap kegiatan perusahaan, mereka hadir sebagai pengamat
perusahaan. Tetapi, sejauh ini Kompas Gramedia belum ‘disentuh’ oleh LSM
sehingga sampai saat ini LSM dapat digolongkan pihak yang netral terhadap
perusahaan. Sebagai LSM, mereka mengharapkan tidak ada perusahaan yang
merugikan SDM dan SDA.
Customers
merupakan harta yang sangat berharga dan perlu dijalin hubungan yang baik dan
berkelanjutan. Sebagai pengguna produk perusahaan, biasanya mereka berpihak netral
terhadap perusahaan. Customers dan User Organizations berada dalam satu naungan
yang sama, sebagai pengguna produk. Customers sebagai pengguna tentu saja
menginginkan produk dan jasa yang mereka beli dapat memberikan manfaat sesuai
dengan yang mereka butuhkan.
Customer
Advocate Groups erat kaitannya dengan customer,
yang kegiatannya adalah mewakili suara para customer
yang memiliki masalah dengan perusahaan. Dengan begitu, tentu saja Customer
Advocate Groups berada di pihak yang kontra dengan perusahaan. Sebagai
perwakilan suara para customer, tentu
saja ketika ada masalah mereka ingin perusahaan dapat bertanggung jawab dan
menyelesaikannya tanpa merugikan pihak mana pun. Setelah itu, diharapkan tidak
ada produk, jasa, atau pelayanan yang memberikan masalah bagi customer.
National/Local
Regulary Agencies merupakan kumpulan pihak yang mengurus
peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan industri perusahaan. Oleh
karena itu, mereka berada di pihak yang netral dengan perusahaan. Tentu saja
sebagai pengurus peraturan, mereka ingin perusahaan beroperasi sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Foreign
Governments atau biasa dikenal dengan pihak regulator yang menangani soal
perizinan export – import produk atau bahan baku perusahaan. Sebagai jembatan
penghubung dalam kegiatan export – import, tentu saja kegiatan ini
menguntungkan negara mereka, baik dalam devisa maupun perekonomian. Dengan
begitu, Foreign Governments menjadi pihak yang Pro akan perusahaan. Dalam
hubungan simbiosis mutualisme ini, Foreign Governments mengharapkan adanya
hubungan yang terus berlanjut dan dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.
BAB 4
OBJEKTIF
Untuk
melakukan CSR yang sesuai dengan standar ISO 26000 dan bersifat jangka panjang
(sustainable), maka ada dua tujuan
yang ingin kami capai dalam program CSR berikutnya. Dalam setiap program yang
dijalankan, ada tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu.Untuk short-term atau jangka pendek, kami ingin meningkatkan awareness
publik akan program CSR yang kami lakukan. Kami ingin publik mengetahui bahwa
CSR yang kami lakukan perlahan-lahan mulai mengikuti jalur standar ISO 26000.
Selain itu, program yang kami jalankan merupakan sebuah bentuk tanggung jawab
sosial atas dampak dari praktik bisnis dan operasional bisnis Kompas Gramedia.
Setelah kami mendapatkan kesadaran dari masyarakat, baik masyarakat sekitar
perusahaan maupun publik umum, kami juga ingin mendapatkan acceptance. Dengan menjalankan program secara berkelanjutan, publik
akan menerima Kompas Gramedia sebagai perusahaan yang tidak hanya
menyejahterakan masyarakat, tetapi juga lingkungan.
Ketika program CSR sudah dijalankan
dalam jangka waktu yang lama dan berkelanjutan, ada tujuan lain yang kami
harapkan. Kami tidak berhenti hanya sampai melakukan program CSR dan tidak
meninggalkan jejak apapun. Melalui program CSR ini, kami ingin mengubah
perilaku publik untuk turut berpartisipasi dan melanjutkan program sustainable kami. Kompas Gramedia tidak
dapat meneruskan program CSR ini tanpa dukungan dan bantuan dari publik. dengan
mengubah sikap dan perilaku publik, maka lingkungan yang disasar seperti hutan,
lama-kelamaan dapat menjadi lahan yang layak dan ‘hijau’.
BAB 5
STRATEGI CSR
Pertama
adalah perusahaan akan focus tuk mengurangi dampak negatif dari praktik bisnis
perusahaan yang paling besar, yaitu lingkungan dan kerusakan hutan di
Indonesia. Sehingga Kompas Gramedia memutuskan untuk melakukan Go Green dan
Penanaman Mangrove di berbagai hutan yang rusak di Indonesia. Selain itu Kompas
Gramedia juga ikut berpartisipasi bersama para peneliti dengan membiayai pusat
penelitian tuk meneliti terutama area bekas pertambangan. Semoga area bekas
pertambangan itu bisa ditanami kembali dan menghijaukan Indonesia. Semua
program ini bertujuan untuk mengurangi dampak Global Warming.
Kedua tidak jauh dari perawatan
lingkungan yaitu recycling kertas koran bekas atau sampah pelastik lain yang
masih bisa diproduksi menjadi barang lain. Untuk people pendidikan dengan
memberikan pelatihan dan pengajaran dari mulai membaca, menulis, sampai
melakukan recycling yang nantinya akan dijual oleh mereka sehingga memperbaiki
perekonomian mereka.
Lalu di bidang kesehatan kami akan
mengadakan event sederhana berisi pemeriksaan dan pengobatan secara gratis di
kota-kota besar khusus untuk menengah ke bawah. Ini dilakukan dengan bekerja
sama dengan rumah sakit yang ingin ikut melakukan CSR serta perusahaan lain.
CSR terakhir adalah sumbangan
sukarela perusahaan kepada masyarakat menengah ke bawah baik melalui pihak ke
tiga atau tidak. Dengan memilih hal yang dibutuhkan publik sesuai dengan lokasi
eksekusi. Misal di perkampungan Jawa Barat dan sekitarnya akan dibangun
beberapa jembatan tuk memudahkan transportasi rakyat.
5.1 Program CSR
1.
Cause Related Marketingà “Salevironment “
Nama program yang
dipilih merupakan penggabungan dari Sales dan Environment, yang maksudnya
adalah dengan membantu kami meningkatkan penjualan, maka customer juga turut serta dalam melestarikan lingkungan.
Perusahaan
berkomitmen untuk menyumbang sekian persen dari persentase penjualan produknya
bagi sebuah perjuangan gerakan. Biasanya
dilaksanakan untuk suatu kurun waktu tertentu, dengan produk tertentu, dan
untuk gerakan tertentu. Program ini sebenarnya adalah sebuah program gerakan
bersama masyarakat untuk ikut berpartisipasi bersama Kompas Gramedia dalam
melakukan reboisasi hutan-hutan gundul di seluruh Indonesia. Sistemnya adalah
laba dari penjualan produk Kompas Gramedia seperti penjualan Koran kompas,
keuntungan dari Hotel Santika, penjualan tissue,
keuntungan dari hasil Universitas Multimedia Nusantara, rating dan iklan dari
Kompas TV dan Kompas.com. Semuanya akan dipisahkan dari penghasilan perusahaan
untuk membeli bibit tanaman, melakukan research
terhadap beberapa lahan hutan, serta pembersihan lahan sebelum dilakukan
reboisasi. Selain bertujuan mengikut sertakan partisipasi publik,juga akan
mendapat publikasi di media.Hal ini akan mengurangi pengeluaran perusahaan
dalam melakukan kegiatan CSR. Walaupun budget
yang dikeluarkan perusahaan cukup besar, tetapi sebenarnya berasal dari hasil
penjualan Kompas Gramedia sehingga tidak mengganggu kas perusahaan, serta
meningkatkan penjualan produk dan reputasi perusahaan.
2.
Corporate Social MarketingÃ
“PendEkAtan”
‘PendEkAtan’
merupakan penggabungan dari 3 kata, yakni Pendidikan, Ekonomi, dan Kesehatan.
Dibalik program yang kami jalankan, kami juga ingin mendekatkan diri dengan
publik. Kemudian pendekatan yang kami lakukan menyasar 3 aspek kehidupan, yaitu
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
Setelah
berkonsentrasi kepada lingkungan, program CSR berikutnya mengarah ke people. Perusahaan mendukung
perkembangan dan/atau pelaksanaan suatu gerakan pengubahan sikap yang akan
meningkatkan kesehatan masyarakat, keamanan, lingkungan atau kesejahteraan
masyarakat. Dalam kasus ini program CSR Kompas Gramedia akan berkonsentrasi
kepada bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat. Perusahaan akan
bekerja sama dengan pihak yang sesuai dengan target audience, seperti rumah sakit unggulan di kota-kota besar
untuk menyediakan pengobatan dan pemeriksaan gratis untuk masyarakat. Lalu akan
diadakan roadshow akan mengumpulkan
masyarakat menengah ke bawah. Agar tidak terlalu mengganggu keuangan
perusahaan, Kompas Gramedia akan bekerja sama dengan pihak rumah sakit agar
membagi dua budget program ini. Sebagai gantinya, publikasi dalam berita utama
di Koran kompas untuk meningkatkan citra rumah sakit dan kompas gramedia, bukan
hanya dalam pemberitaan nasional, tapi juga internasional karena program ini
dirasa sudah sesuai dengan ISO 26.000, yaitu standar internasional program CSR
terutama untuk people.
Kedua
adalah membantu perekonomian dan pendidikan warga. Perusahaan bekerja sama
dengan LSM-LSM di kota-kota besar yang menjadi target audience. Untuk membantu
mensosialisasikan program CSR ini dan turun ke lapangan langsung membantu
rakyat menjalankan program ini. Program yang dimaksud adalah recycling. Kertas
Koran bekas yang bukan saja produk kompas akan kembali diolah sehingga bisa menjadi
produk baru yang bisa dijual kembali. Fungsi LSM disini adalah membantu
perusahaan atau menjadi perpanjangan tangan perusahaan yang bisa langsung
menyentuh rakyat dalam praktek programnya. Karena tidak mungkin karyawan
perusahaan turun langsung menggapai seluruh rakyat seluruh di Indonesia. Secara
tidak langsung juga LSM berfungsi membangun penerimaan di hati masyarakat untuk
meningkatkan reputasi perusahaan. Sehingga selain masyarakat dapat pendidikan
dan kemampuan baru untuk memperbaiki perekonomian mereka, masyarakat juga dapat
mencari bahan baku dengan mudah secara gratis untuk menghasilkan uang.
Ketiga adalah pendidikan. Perusahaan
telah meluncurkan Rumah Pintar. Di dalamnya berisi buku-buku yang menambah
pendidikan masyarakat juga beberapa mentor yang dapat memberikan pelajaran
secara gratis kepada masyarakat. Contoh pelajaran tentang cara mendaur ulang
Koran dalam program recycling, belajar membaca dan berhitung bagi anak-anak
yang tidak sekolah, seni seperti gamelan, menyanyi, dan sebagainya. Rumah
Pintar ini akan dibangun secara merata terutama di kota-kota besar. Sehingga
masyarakat miskin dapat mengunjungi Ruma Pintar ini dan belajar.
3.
Corporate Philantropyà ‘C for Care, C for Charity’
Bentuk tanggung jawab Kompas
Gramedia diwujudkan dalam sebuah kepedulian, yang berbentuk dalam gerakan charity. Perusahaan memberi sumbangan
langsung kepada sebuah gerakan charity,
umumnya dalam bentuk hibah dana, donasi dan/atau jasa pribadi. Ini merupakan program CSR yang paling
tradisional. Dalam program ini, perusahaan berfokus pada 2 hal yaitu pendidikan
dan kesehatan. Sumbangan yang diberikan dalam bidang pendidikan antara lain
uang atau bahan bangunan yang akandigunakan untuk memperbaiki sekolah-sekolah
tidak layak, peralatan sekolah, dan beasiswa bagi siswa berprestasi. Sedangkan
kesehatan adalah mengadakan event
dalam beberapa hari yang berisi pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga
miskin di kota-kota di Indonesia. Dimana obat dan biaya peralatan dan
profesionalis rumah sakit semua ditanggung perusahaan.
Kembali
agar tidak terlalu memberatkan perusahaan dalam budget dan mengganggu kas
perusahaan. Kompas Gramedia akan bekerja sama dengan perusahaan lain seperti
rumah sakit yang bersedia bekerja sama dan memberikan jasa dan perusahaan lain
yang tertarik. Keuntungan mereka berpartisipas tentunya selain reputasi baik
dari publik, pastinya pemberitaan utama di Koran kompas dan publikasi cukup
besar yang dilakukan kompas dalam membentuk opini publik sementara dengan
tujuan menanamkan awareness publik
tuk meningkatkan citra perusahaan tersebut.
BAB 6
COMMUNICATING CSR
6.1. Strategi Komunikasi
Untuk
program pertama yaitu Cause Related Marketing, kami akan menggunakan media
koran kompas sebagai media sosialisasi dan promosi program agar dapat diketahui
dan diikuti masyarakat. Di dalam koran kami menaruhnya sebagai iklan dan ceremony. Tujuannya selain mendapatkan awareness dan acceptance dari publik serta partisipasi mereka, juga untuk
meningkatkan reputasi perusahaan yang berpartisipasi menaungi program CSR ini.
Begitu juga iklan di TV nasional, tetapi dalam iklan di TV nasional lebih
menunjukan peningkatan perusahaan lain yang ikut serta, daripada reputasi
Kompas Gramedia sendiri. Lalu poster dan papan billboard selama seminggu, yang
disebar terutama di kota-kota besar yang akan diadakan event atau eksekusi program ini.
Isi
dari artikel yang diterbitkan yaitu pertama, apa saja yang akan dilakukan dalam
program CSR ini, siapa saja yang berpartisipasi, dan lokasi mana saja yang akan
dieksekusi. Serta menampilkan hasil apa yang akan didapatkan dari program
mengurangi dampak negatif global warming,
baik yang dirasakan oleh masyarakat setempat, nasional, bahkan internasional.
Program
kedua adalah Corporate Social Marketing, yang menyasar bidang kesehatan dalam bentuk
event,yang akan kita mulai dengan
pemasangan poster di kota-kota besar terutama di tempat penyelenggaraanevent ini. Begitu juga spanduk, papan
billboard, dan artikel di koran, serta iklan di televisi nasional.
Masih
dengan program kedua yang juga menyasar bidang pendidikan, akandipromosikan
dalam bentuk poster dan spanduk, serta iklan di televisi nasional.Program ini
dilaksanakan terutama di perkampungan-perkampungan sesuai dengan target audience kita yaitu menengah ke
bawah. Lalu melakukan promosi untukevent
yang akan diadakan dengan menggunakanbrand
ambassador seperti Kak Seto, Menteri Pendidikan RI, dan beberapa artis
ibukota untuk hiburan. Program kedua bidang ekonomi juga sama, promosi
dilakukan pada artikel di koran, billboard selama seminggu, spanduk, poster,
iklan di TV nasional.
Program
terakhir yaitu Corporate Philantropy, dimana akan dijelaskan program apa yang
akan dilakukan, siapa saja target
audience-nya, dan alasannya. Masalah potensial apa yang dihadapi dan yang
akan dipecahkan oleh Kompas Gramedia dan perusahaan lain yang ikut
berpartisipasi. Kemudian juga dampak apa yang akan di dapat di masa mendatang,
serta foto-foto dan isi acara saat eksekusi berlangsung.
6.2 Pesan Kunci
1. Salevironment:
Dengan membantu perusahaan dalam penjualan, maka secara tidak langsung juga
membantu pohon dan hutan Indonesia.
2. PendEkAtan:
mendekatkan diri dengan publik melalui program yang menyasar 3 aspek kehidupan,
yakni pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.
3. C for Care, C
for Charity: sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan, diwujudkan dalam
kepedulian yang berbentuk gerakan charity.
BAB 7
IMPLEMENTASI
7.1
Timeframe
Pada
program pertama yaitu reboisasi, akan diadakan selama 6 bulan pada tahun 2015
yaitu tahun dimulainya program CSR yang dimulai dari program yang dianggap
paling potensial yaitu lingkungan. 6 bulan pelaksanaan adalah terdiri dari negosiasi
dan pengurusan surat-surat izin pemerintah daerah dan sosialisasi terutama pada
masyarakat di sekitar lingkungan yang akan di eksekusi. Lalu dilanjutkan pada
pembersihan lahan yang dilakukan bersama LSM dan penduduk sekitar. Penggemburan
tanah, dan akhirnya penanaman bibit.
Pelestarian dan perawatan
hutan-hutan hasil reboisasi akan dilakukan setiap hari oleh penduduk sekitar
yang bisa dijadikan sebagai penghasilan baru dengan memanfaatkan hasil hutan
tersebut. Serta para peneliti yang akan diterjunkan 6 bulan sekali untuk
melihat perkembangan tanaman selama 5 tahun pertumbuhan pertama tanaman
tersebut yaitu pada bulan maret dan September.
Selanjutnya adalah pembiayaan
program penelitian yang dilakukan oleh beberapa tempat penelitian ternama
seperti IPB dan UGM dari Indonesia, dan Amerika Serikat. Program ini dilakukan
selama 4 bulan yang meliputi antara lain pencaharian tempat dan lembaga terbaik
yang akan meneliti. Lalu negosiasi yang dilakukan baik oleh pihak Kompas
Gramedia dengan perusahaan yang bekerja sama dalam pembiayaan penelitian, serta
pihak Kompas Gramedia dengan lembaga yang akan meneliti. Tempat yang akan
diteliti diutamakan adalah tempat-tempat bekas pertambangan. Lalu lahan-lahan
gundul yang sudah rusak atau lahan diperkotaan. Hasilnya tergantung pada
kembaga yang meneliti. Yang akan ditunggu selama 5 tahun.
Selanjutnya adalah program
kesehatan. CSR ini diadakan dalam bentuk event. Yang diadakan setiap tahun
selama 2 kali yaitu pada Januari dan Juli. Di dalamnya ada pengobatan dan
pemeriksaan gratis. Lalu pendidikan yang akan diadakan setiap hari adalah Taman
Bacaan yang didirikan di kota-kota besar seluruh Indonesia yang terbuka untuk
umum dan gratis untuk belajar baik membaca maupun belajar melakukan recycling khusus untuk kalangan menengah
ke bawah. Dan di bulan Juni setiap tahun akan diadakan event kecil bertajuk
lomba karya hasil recycling oleh kalangan menengah ke bawah, dan pemenangnya
akan diberikan hadiah yang tentunya cukup besar dan menarik tuk perbaikan
ekonomi mereka.
Sedangkan untuk bidang ekonomi,
pembelajaran dan pengumpulan bahan recycling akan diadakan setiap hari
sepanjang tahun oleh beberapa relawan. Selanjutnya jika masyarakat sudah
dianggap mampu untuk melakukan sendiri terutama me-recycling bahan koran, program
ini akan dihentikan.
Yang terakhir adalah Corporate
Philantropy perusahaan yang akan diadakan setahun sekali yaitu pada bulan
Agustus yang bentuknya bukan hanya uang tunai tapi juga bisa berbentuk materi
yang diperlukan sesuai keadaan masyarakat potensial.
7.2 Budget
A. Budget Program
1.
BIBIT AKASIA ( Hutan di Bengkulu kabupaten Moko-muko)
-. Pinggir sungai :
10 hektar * Rp 12.000.000 = Rp 120.000.000
( 250 bibit )
-. Danau :5 Hektar * Rp 12.000.000 =
Rp 60.000.000
( 1000 bibit )
•
Jawa Tengah
-. 10 hektar * Rp 15.000.000 = Rp 150.000.000 ( 250 bibit )
• Bibit Eukaliptus (Jawa Barat)
-. 10 hektar * Rp 20.000.000 = Rp 200.000.000 (250 bibit)
Total = Rp 530.000.000
BIBIT BAKAU
Bakau = 30-40 cm = Rp 1200
50-70 cm = Rp 1700
100 cm = Rp 2200
· Bengkulu
-. 1000 bibit * Rp 2200 =
Rp 22.000.000
· Kalimantan Barat (Mempawah-Singkawang)
-. Mempawah = 4000 bibit * Rp 2200 = Rp 8.800.000
-. Singkawang = 4000 bibit * Rp 2200 = Rp 8.800.000
· Ancol
-. 2000 bibit * Rp 2200 =
Rp 4.400.000
· Anyer
-. 2000 bibit * Rp 2200 =
Rp 4.400.000
Total
= Rp
48.400.000
2. PEMBIAYAAN
PENELITIAN
-. Membiayai pelatihan lingkungan hidup – PPLH-IPB
sebesar Rp 200.000.000
·
Karena
melihat dari segi kegiatan yang dilakukan seperti audit lingkungan, CSR,
penilaian High Conservation Value, pemantauan lingkungan flora & fauna.
Selain IPB kita juga membiayai research dari PPLH-UGM & AS melalui pemerintah untuk memperkuat kerja sama dibidang lingkungan
hidup.
UGM = Rp 200.000.000
AS = 50.000 US$ (50.000*10000 = Rp 500.000.000)
Total Semua = Rp 530.000.000 +
48.400.000 + Rp 200.000.000 + Rp 200.000.000 +
Rp 500.000.000
= Rp 1.478.400.000
B. Budget Komunikasi
·
Artikel di koran = Rp 103.000.000 * 2
hari =Rp 206.000.000 (korankampus)
(
HargaasliRp 164.000, kami memakaikoransendiri (Kompas) jadiharga yang kami
kenakanhanyauntukperusahaan yang berpartisipasidalamkegiatan CSR ini)
·
Artikel di majalahFemina = Rp 17.250.000
* 2 hari =Rp 34.500.000
(MajalahFemina)
(
HargaasliRp 34.500.000, kammemakaimajalahsendiri ( Femina ) jadiharga yang kami
kenakanhanyauntukperusahaan yang berpartisipasidalamkegiatan CSR ini )
·
Pasang Billboard di 8 kota = Rp
1.250.000 * 11*7 hari =Rp 96.250.000
(Bilboard
yang kami pasangterdapat di 11 kotabesarseperti Jakarta, Bandung, Semarang,
Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Samarinda, Papua dan
Makassar. Tiapkota yang dipasangmasing-masingterdapat 1 billboard danakan di
pasangselama 1 minggu)
·
Pemasangspanduk = 7m x 1.15m x Rp.
13.000 = Rp 104.650
Rp
104.650 * 33 spanduk = Rp 3.453.450
Rp
3.453.450 * 7 hari = Rp 24.174.150
(
Pemasanganspandukakandilakukan di 11 kotabesarseperti yang di sebutkan di atas dan 1 kotaakan kami pasangisebanyak 3
spandukselamaseminggu )
·
Pemasanganiklan di TV
1. Iklan
di Trans 7 = Rp 5.500.000 * 5 kali *
7 hari = Rp 192.500.000
(
kitamenaruhiklankitadengan
pilihan
program “Opera Van Java” karenamelihat rating program iniadalah yang tertinggi
di stasiun TV Trans 7 )
2. Iklan
di RCTI = Rp 12.000.000 * 5 kali * 7
hari = Rp 420.000.000
(
kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “TukangBuburNaik Haji” karenamelihat
rating program iniadalah yang tertinggi di stasiun RCTI )
3. Iklan
di SCTV = Rp 7.000.000 * 5 kali * 7
hari = Rp 245.000.000
(
kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “FTV Special” karenamelihat rating
acarainiadalah yang tertinggi di stasiun SCTV )
4. Iklan
di Trans TV = Rp 12.000.000 * 5 kali
* 7 hari = Rp 420.000.000
(
kitamenaruhiklankitadenganpilihan program “ Indonesia MencariBakat “
karenamelihat rating acarainiadalah yang tertinggi di stasiun Trans TV )
5. Iklan
di Indosiar = Rp 6.000.000 * 5 kali
* 7 hari = Rp 210.000.000
(
kitamenaruhiklandenganpilihanacara “drama korea” karenamelihat rating
acarainiadalah yang tertinggi di stasiunIndosiar )
Total
iklan di TV = Rp 1.487.500.000
·
Pemasangan poster =Rp 8500 * 150 lembar * 11 kota *
14 hari = Rp 196.350.000
(
poster yang kami pasangterdapat di 11 kotabesarseperti Jakarta, Bandung,
Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Palembang, Medan, Pontianak, Samarinda, Papua
dan Makassar. terdapat 150 lembar poster yang disebarkan di tiapkotadanakan di
pasangselama 1 minggu)
·
Brand ambassador untuk event serta sound
system :
1. Bagian pendidikan
= kaksetodan Mohammad Nuh = Rp
30.000.000
2. Bagian ekonomi
= DahlanIskan = Rp 15.000.000
4. Raditya Dika
= Rp 15.000.000 * 11 kota = Rp
165.000.000
(
dibagian event kami mengundang 5 narasumberyaitukakSetodan Mohammad
Nuhdaribagianpendidikan , DahlahIskandaribagianEkonomi,
Dr.NafsiahdarimenterikesehatandanRadityadika.
Masing-masingnarasumberakanberbicara di 1
kotasajakecualiRadityaDikaakanikutpergi di 11 kota, event inihanyatermasukdalam
CSR bagian people ajakarenakegiatan CSR inidiadakan di bagian people saja.)
5. Peyewaan
sound system : Rp 10.000.000
(
penyewaan sound system ini sudah termasuk dalam kursi, panggung, alat-alat yang
diperlukan oleh pembicara, orang yang angkut-angkut barang )
Total ambassador dan sound system = Rp 2.350.000.000
Total budget
komunikasi =Rp 206.000.000 + Rp
34.500.000 + 96.250.000 + Rp 24.174.150
+ Rp 1.487.500.000 + Rp 196.350.000 + Rp
2.350.000.000 =Rp 4.394.774.150
Total semua budget=
BUDGET PROGRAM + BUDGET KOMUNIKASI
Rp 1.478.400.000 + Rp 4.394.774.150 = Rp 5.882.274.150
Dalam kegiatan CSR ini Kompas Gramedia juga
melakukan kerjasama dengan beberapa perusahaan yang ikut turut andil untuk
melakukan kegiatan CSR yang dilakukan oleh Kompas Gramedia, biaya yang cukup
besar untuk dikeluarkan itu tidak hanya berasal dari perusahaan Kompas Gramedia
tetapi dari perusahasik 1an yang
turut serta dalam kegiatan ini sehingga kas Kompas Gramedia tidak akan
terganggu karena biaya yang kami gunakan itu berasal dari CSR yang related marketing
.
BAB 8
KRITERIA EVALUASI
Untuk
CSR people di bidang kesehatan yaitu event 2 kali dalam setahun, diharapkan 45%
dari warga sudah berhasil ditangani dokter dan mendapat pengobatan yang layak.
Sehingga berkurang masyarakat sakit yang tidak tertangani. Untuk bidang
pendidikan diharapkan masyarakat dapat mulai memanfaatkannya dengan bisa
membaca, menulis, serta berhitung. Lalu sudah bisa melakukan sendiri produksi
daur ulang yang diajarkan sehingga mereka dapat bekerja sendiri memperbaiki
ekonominya.
Ketiga
yaitu program philanthropy kami diharapkan dapat membantu masyarakat menjadi
lebih baik dan tidak menanamkan ketergantungan. Karena sumbangan yang kami
berikan bukan berbentuk uang, melainkan sarana dan perbaikan sarana seperti
sekolah, puskesmas, jembatan, sampai rumah layak tinggal.