Rabu, 21 Desember 2022

Edisi "Pamer Karya Artikel" : Melihat Dampak Kenaikan Tarif Pulau Komodo dari Dua Sisi

 Wisata Indonesia

TELENEWS.ID – Kehebohan terjadi usai pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menaikkan harga tiket masuk Pulau Komodo dengan sangat drastis dan tinggi. Tiket masuk yang sebelumnya hanya seharga Rp.150,000,- menjadi Rp. 3,750,000,- untuk 1 orang wisatawan. Hal ini menimbulkan kepanikan bagi warga sekitar pulau Komodo di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT) khususnya warga yang mencari nafkah dengan memanfaatkan kunjungan wisatawan ke pulau Komodo. Pasalnya mereka takut jika harga masuk Pulau Komodo dinaikkan begitu drastis dan sangat tinggi, penurunan pengunjung akan terjadi dan akan berdampak pada penurunan pendapatan mereka.



Tarif baru ini bahkan sudah berlaku sejak 1 Agustus 2022 lalu dan kritikan dari DPR serta demo masyarakat setempat tidak membuat pemerintah pusat bergeming. Salah satu alasan dari pemerintah pusat adalah untuk melindungi ekosistem yang ada di Pulau Komodo dan sekitarnya serta melestarikan Komodo yang hanya ada di Indonesia ini agar tidak punah karena sangat tingginya jumlah pengunjung baik lokal maupun mancanegara.

Berdasarkan data dinas pariwisata dan ekonomi kreatif pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur, kunjungan wisatawan ke pulau Komodo selama 10 tahun terakhir hingga tahun 2019 mengalami peningkatan yang sangat drastis. Walaupun sempat merosot tajam penurunannya ketika masa pandemi covid-19 pada tahun 2020 dan 2021.

Berdasarkan kajian yang dibuat oleh Tim Ahli Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di Pulau Komodo, diprediksi jumlah kunjungan wisatawan ke pulau Komodo akan semakin meningkat tajam pasca berakhirnya pandemi covid-19 dan dilonggarkannya protocol kesehatan hingga persyaratan tes antigen. Angka yang dirilis dari prediksi tersebut menembus 300,000 wisatawan pada tahun 2030 dan 480,000 orang pada tahun 2045 mendatang. Padahal standar kunjungan yang bisa menjamin tidak terganggunya ekosistem serta habitat Komodo hanyalah sebanyak 219,000 hingga 292,000 wisatawan per tahun.

Berdasarkan hasil kajian inilah pemerintah pusat akhirnya membangun skenario untuk mulai membatasi wisatawan yang akan berkunjung salah satunya dengan menaikkan tarif masuk. Diharapkan kunjungan wisatawan hingga tahun 2045 mendatang hanya sampai pada angka 280,000 wisatawan saja. Walaupun sebenarnya hingga tahun 2022, jika diprediksi pada tahun 2030 mendatang, jumlah wisatawan yang berkunjung ke pulau Komodo sudah menembus angka 270,000. Dengan hasil ini, diprediksi target 280,000 wisatawan di tahun 2045 sepertinya akan terlampaui jauh mengingat sudah adanya kelonggaran pasca pandemi covid-19 di berbagai negara termasuk Indonesia.

Alasan lain dari pemerintah menaikkan tarif masuk pulau Komodo adalah nantinya biaya tersebut akan digunakan untuk mendukung perawatan ekosistem pulau Komodo dan habitat Komodo yang ada. Hal ini dilakukan pemerintah pasca banyaknya penangkapan ikan illegal dan pembuangan sampah yang dilakukan di sekitar pulau Komodo. Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sony Zet Libing menjelaskan biaya masuk yang besar itu akan digunakan untuk biaya konservasi, pemberdayaan lokal, biaya peningkatan kemampuan monitoring dan penanganan keamanan, serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia NTT.

Di sisi lain kenaikan tarif yang diberlakukan pemerintah Indonesia sejak 1 Agustus 2022 lalu cukup berdampak pada beberapa kunjungan wisatawan mancanegara yang membatalkan perjalanannya ke Labuan Bajo. Berdasarkan laporan Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Labuan Bajo, pembatalan kunjungan ke pulau Komodo pasca kenaikan tarif tersebut sudah ada 10,000 pembatalan.

Hal lain yang menimbulkan ketidaksetujuan kenaikan tarif ini oleh beberapa pihak adalah karena kenaikannya yang tiba-tiba dan sangat drastis. Kenaikan tarif memang dibutuhkan dan dimaklumi untuk peningkatan nilai ekonomi namun masyarakat berharap kenaikan tersebut dilakukan secara bertahap, tidak terburu-buru, dan adanya komunikasi rutin serta pembinaan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah kepada masyarakat yang terdampak.

Akibat hal ini sejumlah masyarakat yang menjadikan pulau Komodo lokasi mata pencaharian mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis akibat banyaknya wisatawan yang batal berkunjung. Selain itu kenaikan tarif yang tinggi ini juga berpotensi mematikan usaha masyarakat di sekitar pulau Komodo jika tidak segera dilakukan pembinaan untuk menjamin masa depan mereka yang terdampak. Akibat lain yang ditimbulkan adalah jika masyarakat yang awalnya mencari nafkah di sekitar pulau Komodo tidak mendapat penghasilan cukup atau terus merugi, maka mereka akan menutup usahanya dan berpindah ke kota besar untuk bekerja. Karena hal ini maka penyebaran penduduk serta ketimpangan ekonomi akan semakin membesar karena masyarakat lebih memilih hidup dan kerja di kota besar. Selain itu akan berakibat pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat. (Angela Limawan)

Selasa, 20 Desember 2022

Edisi "Pamer Karya Artikel" : AS Bikin Hubungan China dan Taiwan Panas, Taiwan Akan Diinvasi China?

 Update Berita Internasional

TELENEWS.ID – Kedatangan ketua DPR Amerika Serikat, Nancy Pelosi ke Taiwan beberapa hari lalu meninggalkan permasalahan besar hingga saat ini dengan negara China. Pasalnya China masih menganggap Taiwan merupakan negara bagian dari Republik Rakyat China namun Taiwan memang menginginkan kemerdekaan mereka. Amerika Serikat sendiri mendukung dan membantu usaha Taiwan untuk merdeka dari China.



China merasa Amerika Serikat terlalu ikut campur dengan permasalahan negaranya. Sejak Kamis (04/08/2022) lalu, China sudah melakukan latihan militer dengan rudal yang dilakukan di perairan dekat perbatasan Taiwan. Tidak hanya membuat Taiwan khawatir, latihan militer yang dilakukan China juga berlokasi di Kawasan zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang membuat Tokyo ikut merasakan dampaknya.

Berkaca dari nekatnya Rusia meluncurkan invasi yang hingga saat ini masih berlangsung terhadap Ukraina. Sejumlah pihak mengkhawatirkan hal ini akan terjadi juga pada Taiwan. Terlebih lagi, Amerika Serikat juga tidak dapat banyak membantu penyelesaian masalah invasi yang terjadi pada Ukraina, juga akan sama terjadi jika Taiwan mengalami hal yang sama. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat enggan berperang melawan Rusia dan China yang sama-sama memiliki kekuatan militer besar di dunia.

Keyakinan invasi yang dilakukan China terhadap Taiwan juga muncul setelah beberapa pejabat kementerian pertahanan AS, anggota kongres AS, serta beberapa pakar politik China melakukan simulasi perang pada April 2022 lalu. Pada simulasi perang tersebut terlihat serangan China yang membabi buta ke beberapa pangkalan perang Amerika Serikat di Jepang dan Guam. Hal ini dilakukan agar China dengan leluasa menghancurkan wilayah strategis Taiwan dengan cepat dan menguasai Taiwan tanpa ada gangguan dari Amerika Serikat maupun Jepang. Dari simulasi perang tersebut juga diprediksi bahwa Australia akan membantu melawan China dalam upayanya menginvasi Taiwan.

Dari hasil simulasi perang ini juga terlihat bahwa prediksi yang muncul terhadap rencana invasi China terhadap Taiwan adalah pada tahun 2027 mendatang. China akan melakukan serangan terhadap Taiwan di wilayah Indo-Pasifik dan akan merembet ke wilayah Hawaii untuk semakin melumpuhkan Amerika Serikat agar tidak ada konsentrasi membantu Taiwan. Hasil simulasi menunjukkan upaya Amerika membantu Taiwan melawan China sama persis dengan Ukraina. Amerika hanya dapat membantu Taiwan dan Ukraina dengan pasokan senjata untuk terus berperang tanpa membantu secara jangka panjang dan dampak perang yang terjadi.

Beberapa pakar juga memprediksi bahwa serangan yang dilakukan China akan sangat cepat dan bersamaan sehingga fokus Amerika untuk membantu Taiwan mencegah invasi akan sulit dilakukan. Pada akhirnya serangan China nanti terhadap Amerika malah akan membuat Amerika fokus untuk pengamanan negaranya saja dan meninggalkan Taiwan. Para ahli juga menyebutkan sekalipun serangan yang dilakukan China akan cepat, namun konflik perang ini akan sangat berkepanjangan dan lebih buruk dibandingkan invasi Rusia terhadap Ukraina.

Pihak China National Accreditation Service for Conformity Assessment (CNAS) juga memprediksi bahwa China memiliki kemungkinan besar untuk menggunakan senjata nuklir mereka dalam peperangan ini jika terjadi. Hal yang sangat mengerikan lainnya jika invasi China terhadap Taiwan terjadi adalah akan membuat gejolak besar pada ekonomi global di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan saat perang terjadi, berbagai perusahaan besar baik di Amerika maupun China tidak akan beroperasi secara normal. Selain itu kehancuran dunia akan terlihat dari rusaknya tata letak geopolitik yang berubah. (Angela Limawan)




Senin, 19 Desember 2022

Edisi "Pamer Karya Artikel" : Jalan Tol Serang – Panimbang Diharapkan Mampu Meningkatkan Ekonomi Banten

TELENEWS.ID – Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang sudah memasuki tahap seksi 3. Peletakan batu pertama pembangunan seksi 3 ini dilakukan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan pada Senin (08/08/2022) lalu. Luhut menyampaikan keyakinannya bahwa jalan tol ini akan mampu menjadi pendorong perekonomian provinsi Banten semakin meningkat. Hal ini dikarenakan jalan tol Serang – Panimbang akan menghubungkan 3 lokasi strategis dari provinsi Banten yaitu Serang, Pandeglang, dan Lebak.



Luhut juga menyampaikan saat ini pertumbuhan perekonomian provinsi Banten sudah mencapai angka 5,4% dan dengan adanya tol ini diharapkan pertumbuhan ekonomi akan menjadi 6%. Selain menghubungkan 3 kota strategis di Banten, tol ini juga sudah terhubung langsung dengan tol Jakarta – Merak yang juga memberikan kemudahan akses bagi pengguna menuju ke kota Jakarta atau lokasi wisata daerah Banten.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan bahwa pembangunan jalan tol sepanjang 83,67 km ini akan secepatnya diselesaikan. Pada seksi 1 yaitu ruas Serang – Rangkasbitung dengan panjang 26,50 km sudah beroperasi sejak Desember 2021 lalu. Sedangkan seksi 2 dengan ruas Rangkasbitung – Cileles sepanjang 24 km sudah memasuki proses pembangunan 31,2%. Seksi 3 yaitu Cileles – Panimbangan dengan panjang 33 km ini sudah akan dimulai pada awal Agustus 2022 ini. Diprediksi pengerjaan seluruh seksi ini akan selesai pada kuartal I tahun 2024 mendatang.

Kehadiran tol Serang – Panimbangan ini akan menjadi tol utama yang akan sangat mendukung perkembangan pariwisata Tanjung Lesung. Hal ini dikarenakan perjalanan darat yang harus ditempuh pengunjung akan dipangkas dari 4-5 jam menjadi hanya 3-2 jam saja. Selain pembangunan jalan tol, infrastruktur pendukung lainnya juga ikut dibangun bersamaan yaitu 18 jembatan, 3 underpass, dan 11 overpass. Dalam pembangunan ini, pemerintah menggandeng dua kontraktor sekaligus yaitu PT Wijaya Karya dan PT Adhi Karya.

PJ Gubernur Banten, Al Muktabar menyampaikan bahwa dirinya optimis dengan adanya tol Serang – Panimbangan ini mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi provinsi Banten secara merata. Pasalnya jalan tol ini menghubungkan 3 kota strategis di provinsi Banten ke luar kota yaitu Jakarta dalam satu jalur. Sehingga proses distribusi akan semakin mempersingkat waktu serta menghemat biaya yang cukup signifikan. (Angela Limawan)

Infrastruktur Banten